Suara di jalan itu nampak ramai dengan beberapa orang-orang Belanda dan beberapa pribumi yang menjajakan dagangannya dengan harga yang sangat murah.
Sedangkan di sudut alun-alun itu String dapat mendengar suara denting dari gereja yang berdiri megah di tempat tersebut.
String enggan menjawab panggilan itu. Pikirannya sudah buntu. Bahkan seakan Tuhan pun tak memihak padanya lagi.
Dia akhirnya bangkit dan menarik laras panjang yang sempat dia letakkan di sebelahnya. Ia lalu meninggalkan kursi panjang yang sempat dia singgahi itu dengan muram.
Sebuah kedai kemudian menarik perhatiannya. String berjalan perlahan dan masuk ke kedai itu dengan penasaran.
Kakek tua yang berdiri di balik meja kasir langsung menyambut kedatangan pemuda itu dengan bahasa Portugisnya.
"O que você gostaria de beber, Jovem mestre?" Tanya penjual itu.
(Mau minum apa, Tuan muda?)String duduk di salah satu mejanya. Dia enggan menjawab. Lalu kakek tua yang sedang membersihkan gelas-gelasnya nampak kemudian mengalihkan perhatian ke hal lain karena String tak segera menjawab.
"Me dê cerveja!" Ujar String kemudian setelah beberapa saat berkutik dengan pikirannya.
(Berikan aku bir!)Penjual itu kemudian tersenyum dan membawakan segelas bir ke meja String.
String hanya melirik dan tersenyum tipis. Ia kemudian melamun dengan beberapa kali meneguk bir di gelasnya.
Lamunannya masih bertahan sampai dia tak menyadari ada seorang wanita yang tengah duduk di sebelahnya.
"Ja god!" Sontak String.
(Ya Tuhan)Wanita itu tersenyum dan merapatkan duduknya dengan String.
String melirik sekilas lalu cepat berdiri. Namun perempuan Belanda itu menarik tangan String hingga String kembali duduk di sebelahnya.
Pak tua penjaga kedai hanya memperhatikan sekilas lalu acuh. Sedangkan di meja itu, si perempuan kemudian membelai wajah String dengan tangannya yang lembut.
"Aku tahu siapa kau, Tuan?" Ucap perempuan seumurannya itu.
String mundur lebih jauh. Namun gadis itu lalu mengikutinya dan mengalungkan kedua tangan ke leher String seraya berbisik dengan suaranya yang menggoda.
"Mayor String" Ucapnya.
String hanya menatap dengan heran. Dia lalu melepaskan tangan gadis itu dari lehernya, namun sang gadis enggan melepaskan pelukannya.
"Minggirlah!" Ujar String.
"Aku penggemar mu" Ucap gadis itu seraya mendekatkan wajahnya pada String.
String menelan ludah. Wajahnya kaku dan gerakannya berhenti untuk sesaat. Dia lalu merangkul gadis itu dan menciumnya.
Gadis tersebut nampak membalas ciuman String dan memeluk lebih erat pemilik tubuh tinggi berotot di depannya.
String kemudian menarik wajahnya. Lalu menatap gadis dengan iris mata biru itu untuk sejenak. Namun kelebatan bayangan membuat String segera menoleh. Dia sesaat menangkap wajah Beltz berdiri di depan kedai, namun dia cepat-cepat pergi.
String mendorong tubuh gadis di depannya dengan kasar. Dia bangkit dan meninggalkan uang di atas meja lalu cepat-cepat pergi tanpa mengucapkan kata lagi pada penjual tersebut.
String keluar. Langkahnya sedikit tertatih hingga dia harus memegangi pagar besi di depan kedai tersebut.
Dia mengerjap berulang kali. Lalu menatap sekitar. Dia lalu cepat mencari keberadaan Beltz di antara orang-orang.
Seragam tentara pemuda itu nampak mencolok di antara orang-orang lain dan Beltz mencoba kabur dari String. String langsung berlari dan menghampiri pemuda itu yang melangkah dengan cepat.
"Hei, Beltz!" Teriak String.
Beltz menoleh dengan wajah pucat pasi dan senyum yang dipaksakan.
"Jadi kau menyewa gadis itu untuk menggodaku?" Bentak String kemudian.
Beltz nampak tak fokus menatap String. Dia tak kunjung menjawab. Namun String menatap dengan tajam, membuat pemuda itu lalu angkat bicara.
"Aku hanya ingin agar kau melupakan Siwi" Ucap Beltz perlahan.
String menarik rambutnya sendiri sembari menatap keheranan.
"Kau bisa saja menyewa banyak gadis untukku. Tapi tak akan ada yang bisa merubah cintaku pada Siwi. Tidak akan bisa"
Beltz menunduk. "Memangnya apa yang kau lihat dari dia? Dia hanya seorang babu"
"Ingat Beltz. Babu yang kau maksud itu suatu saat akan menjadi nyonya besar di rumah ku. Dan saat itu terjadi, aku ingin kau meminta maaf karena sudah menyebutnya 'hanya seorang babu' tepat di hadapan kakinya"
🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Halo guys. Nih thor kasih update yang cepet. Biar kalean ngga suntuk di rumah aja:v
KAMU SEDANG MEMBACA
About String
Historical FictionThe Netherland Diary Nb: (Sequel dari cerita Batavia, oleh Indiani Ling) *ORIGINAL COVER BY UNKNOWN* *COVER EDIT BY INDIANI LING*