Oom

1.5K 182 2
                                    

"Memangnya inlander itu apa?"

String menatap Siwi dari sudut matanya.

"Ck" Ia nampak frustasi. Lalu menunjuk Siwi dengan jarinya yang mungil.

"Kamu itu inlander" Jelas String.

Alis Siwi mengkerut. Ia kemudian melangkah melewati jalan di pesawahan tersebut. Menghampiri String yang duduk di atas irigasi yang berumput hijau. Ia duduk di sebelahnya, lalu bersama-sama menatap aliran air.

"Jawabanmu jelas tidak menjawab pertanyaan ku" Ucap Siwi kemudian.

Mata String menyipit. Ia kemudian menoleh.

"Sudahlah" String bangkit. Menarik mobil-mobilan yang ia buat sendiri bersama Siwi.

Siwi hanya diam. Murung, memainkan kakinya dengan air. String kemudian menghela nafas panjang.

"Ayo, Siwi. Kita pulang"

***

"Di sinilah aku tidur" Jelas String sembari membuka kamarnya.

"Yah, lumayan rapi dibanding anak laki-laki lainnya"

String hanya tersenyum mendengar pujian ibunya.

"Baju ini mirip seperti seragam perang dunia pertama" kata Ely sembari menelisik baju kehijauan yang digantung tepat di atas kasur String.

"Aku jarang memakainya" kata String.

Ely tersenyum manis. Lalu ikut duduk di sebelah String.

"Ibu di sisi gedung. Kalau kau membutuhkan ibu" jelas Ely.

String tergelak. "Aku bukan anak kecil"

Ely kemudian bangkit dan meninggalkan String sendirian di kamarnya. String bangkit, ia menunduk bahkan hampir mencium lantai. Ada sebuah koper yang ia raih. Koper itu cukup besar, dengan otot-otot yang kuat String mengangkat koper tersebut ke atas kasur.

Dengan tangan cekatan, String membuka kuncinya dan mengangkat beberapa baju yang berada di dalam koper tersebut. Di paling bawah, String bisa melihat sebuah senapan model pendek yang ia simpan tepat di sebelah foto ayahnya. Ia mengambilnya lalu menyelipkan ke belakang ikat pinggangnya.

String berjalan perlahan ke sisi pintu dan mengambil pedang pendek yang tergantung di sebelah pintu tersebut. Ia menyelipkan pedang pendek itu ke sepatunya. Lalu memastikan bahwa hal tersebut tidak membahayakan nya sendiri.

Ia menghirup nafas panjang dan keluar dari kamarnya. Menatap teman-temannya yang entah sejak kapan selalu berlatih menembak terus.

"String? Hei, String" seseorang memanggilnya.

"Ibumu datang?" Lanjutnya kemudian setelah sampai di dekat String.

String hanya mengangguk. Mengambil senapannya dan memasang kuda-kuda menembak.

"Oh iya. Sore ini kita akan pergi"

String terdiam. Dia kemudian menatap temannya sendiri.

"Kau pasti mau tahu kemana kita akan pergi. Iya kan?" Goda temannya.

String memutar bola matanya.

"Aku tak mau memberitahu sebelum kau bertanya pada ku" Ia terkekeh. "Ayo tanyalah!"

"Kemana kita akan pergi?" Tanya String malas.

"Kita akan mengunjungi sebuah daerah yang penuh dengan para pemberontak" jelas temannya.

String tertegun. Sore ini? Dia akan berhadapan dengan para pemberontak. Dia tak hanya pikir, akan ada nyawa yang melayang malam ini. Dan ia berharap bukan dirinya. String masih memiliki tanggungan atas Siwi.

"Maka dari itu perbaiki seni menembak mu, Kapten"

"Hahaha" String tertawa palsu. Ia tak suka.

"Jadi malam ini jika kita menang. Kita bisa menikmati tubuh dari gadis-gadis itu kan?" Teman String menunjuk ke arah penjara perempuan di sebelah bukit.

About StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang