Part||15

78.6K 4.7K 173
                                    

Assalamualaikum, ada yg nungguin cerita ini gak??

Seneng gak ak update lagi??

Jangan lupa komen di setiap paragraf yaa!!

Happy reading!!

🕊️🕊️🕊️

"Akhirnya sadar juga, gue kira udah meninggoy."

Clarissa mengalihkan tatapannya sambil memegang kepalanya yang masih terasa sakit, dia melihat kearah Aiden yang baru saja berucap sambil duduk bersantai dan memakan kewaci bersama Kixyla.

"Gak usah kaya di sinetron, pake nanya ini dimana? Gue kenapa?" Ucap Aiden lagi yang tentu saja membuat Clarissa mendengus.

"Aku pengen pulang."

Aiden dan Kixyla langsung menatap Clarissa dengan tajam. "Pulang sana sendiri." Suruh Kixyla membuat Clarissa mengerucutkan bibirnya.

"Aku nggak mau dirawat."

Clarissa hanya takut jika nanti Nico dirumah akan menunggu dan mencarinya, apalagi Clarissa tidak memiliki nomor telpon lelaki itu untuk memberi kabar.

"Lo baru sadar, kata dokter harus dirawat."

Clarissa melihat kearah Aiden meminta agar lelaki itu menuruti kemauannya, dia sangat tidak suka jika harus dirawat seperti ini. Sedangkan Aiden hanya mengangkat bahunya pura-pura tidak peduli, Aiden seperti ini juga karena peduli pada Clarissa.

"Tapi kan_"

"Ck, apalagi?" Tanya Kixyla sambil berdecak kesal.

Clarissa diam dan kembali membaringkan tubuhnya, gadis itu membalikan tubuhnya sehingga membelakangin mereka berdua. Aiden dan Kixyla saling melirik setelah itu membiarkan saja karena yang penting Clarissa dirawat.

"Tenang kita bakalan stay nemenin disini kok."

Clarissa hanya diam tidak menjawabnya, dia memikirkan bagaimana dengan suaminya nanti di apartemen? Apakah lelaki itu akan memikirkan dirinya juga atau malah sebaliknya?

Sedangkan disisi lain Nico sedang terdiam sambil meminum kopi buatan dirinya sendiri, sekarang Nico sedang berada di balkon melihat apakah akan ada tanda-tanda Clarissa datang atau tidak?

Nico berdecak saat tidak juga melihat tanda jika Clarissa akan datang, dia melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya lalu kembali berdecak setelah itu langsung masuk kedalam apartemennya.

Nico mengambil handphone nya berniat untuk menghubungi Clarissa, namun dia terdiam saat ingat jika dia tidak mempunya nomor telpon gadis itu. Nico kembali berdecak sambil mengacak rambutnya prustasi lalu melempar handphone nya sembarang arah.

Nico kembali terdiam saat sadar apa yang barusaja terjadi pada dirinya, kenapa dia harus khawatir? Kenapa juga dia harus menunggu Clarissa berjam-jam di balkon? Nico menggelengkan kepalanya sambil terkekeh lalu membaringkan tubuhnya.

"Gw nggak khawatir." Ucapnya sambil terkekeh lalu mulai memejamkan matanya.

🕊️🕊️🕊️

Clarissa ( Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang