PART 14 : Bertemu Masa Lalu

795 196 9
                                    


SELAMAT TAHUN BARU 2021









Gue memejamkan mata, menarik nafas berulang kali mencoba menenangkan diri gue sendiri. Jalanan kota Bandung malam ini cukup sepi karena hujan mulai turun.

Jam dua belas malam, gue memutuskan untuk pergi ke Bandung sendirian.

Yer, maafin gue ya. Ini keputusan gue, bukan salah lo.”

Air mata gue menetes begitu saja, teringat sederet kalimat kala itu. Kalimat dari Adelia yang membuat tiga tahun gue terasa hampa. Iya, bukan salah gue. Bukan salah gue.

Tapi, perasaan rasa bersalah tidak bisa gue tepis sampai sekarang. Harusnya gue yang minta maaf sama Adel, bukan dia. Ini juga bukan salah dia.

“Yera lo tau? Hal paling membahagikan adalah mencintai orang yang juga mencintai kita. Tapi sayang banget kisah gue nggak kayak gitu, hehehe”

Saat itu gue hanya tertawa menanggapi kalimat Adel sebagai candaannya seperti biasa. Gue menarik nafas dalam, menghapus air mata gue. Tingkah Adel, gaya bicara Adel, candaan Adel, masih tersimpan rapat di otak gue.

Hp gue berdering keras membuat gue tersadar. Panggilan dari Dery yang seharian menghilang seperti di telan bumi. Dengan ragu gue menekan tombol hijau.




“Setelah manggung gue berangkat”

Gue terdiam mencerna ucapan Dery. Tanpa gue sadari air mata gue kembali menetes. Siapa lagi yang akan pergi setelah ini?

Lukas?

Maraka?

Ajun?

“Gue udah ngomong sama bokap, lo nggak perlu ketemu. Sekarang lo dimana? Besok latihan, manggung bentar lagi”

Gue memejamkan mata, memijat kening gue yang mendadak pening. Rasanya sulit untuk membalas ucapan Dery.

“Yera?”

“Hm” balas gue dengan dehaman pelan, Dery terdengar mendecak disana. Gue rasa emosinya masih belum stabil.

“Lo dimana sekarang?”

“Kos”

“Nggak usah bohong lo!”

Gue mendengus, merasa kesal pada Dery yang sangat hafal dengan tingkah gue. “Gue lagi pengen sendiri Der” kata gue pelan.

“Kayak nggak ada temen aja lo. Balik sekarang!” suara Dery terdengar serius, tidak ada candaan seperti Dery yang biasanya.

“Gue mau ketemu Adel”

“YERA!”

Gue langsung mematikan sambungan telfon, membiarkan Dery yang mungkin sedang memaki-maki gue saat ini. Malam ini aja sampai besok pagi, gue lagi pengen sendiri.

Gue mau ketemu Adelia.

Lalu menyelesaikan semua masalah yang memenuhi kepala gue. Benar kata Lukas, gue harus berdamai dengan masa lalu.

Panjang umur, hp gue bergetar mendapat notifikasi dari Lukas.



Lukas
heh tolol
Lo ngapain kabur ke bandung sat
Laki lo stress tau lo kabur
Balik woiii
Yer
si anying








Rentetan pesan dari Lukas sama sekali nggak gue balas. Dan gue yakin seratus persen Dery akan sangat marah sama gue. Taxi yang gue tumpangi berhenti di depan rumah yang sudah lama di tinggalkan. Rumah peninggalan orang tua gue yang gue tempati semasa SMA dulu.

1999Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang