“Bukan. Ceweknya Ajun”
Sialan. Kalimat dari Dery masih terbayang-bayang di kepala gue. Demi Tuhan, gue benci banget sama Dery. Gue menghentikan langkah gue di parkiran mobil, menendang ban mobil Dery.
Sejak kapan dia ke kampus bawa mobil? Cih, mentang-mentang deket sama Hira. Banyak gaya.
“Ngapain lo?”
“Allahu Akbar!” Gue berjengit kaget ketika mendengar suara berat dari belakang gue. Kepala gue menoleh, dan makin panik ketika mengetahui Dery ada di depan gue.
“Ngapain?”
Gue menggeleng cepat, melirik perempuan yang berdiri di belakang Dery. Entah kenapa tiba-tiba mood gue makin hancur. Gue tanpa sadar mendecih lalu melengos sinis.
“Bukan urusan lo” kata gue ketus.
“Ini mobil gue”
Gue mengumpat dalam hati sambil menatap Dery tajam. “Oh, mobil lo? Tumben amat ngampus bawa mobil” balas gue sinis.
“Kenapa? Mau numpang lo?”
“Nggak.”
Gue bisa melihat senyum miring di bibir Dery. Sialan. “Awas lo.” katanya sambil berjalan menyenggol bahu gue membuat gue oleng dan hampir saja terjatuh.
Demi, kalau bukan dalam mode marahan gue nggak akan diem aja. Udah gue jambak rambut gondrongnya Dery. Tapi, ketika gue menoleh gue menangkap raut wajah kaget Dery......., juga wajah khawatiranya.
Dia takut gue jatuh?
“Lo nggakpapa Yer?” Suara Hira membuat gue menoleh dan tersenyum tipis.
“Hampir jatuh, tapi nggakpapa” kata gue sambil melirik Dery yang terdiam di tempatnya. “Gue duluan Ra” gue sudah hampir melangkah sebelum suara Dery menghentinkan gerakan gue.
“Pulang sama siapa?”
Gue menoleh sekilas. “Bukan urusan lo”
1999
Maraka
Latian jam 7
Lukas
y
Ajun
Telat bentar ye bos
Ada urusan
Lukas
Kemana jun?
Ajun
Nanya-nanya udah kayak pacar aja lo
Lukas
Anying
Dery
Gue juga telat
Lukas
Kalau yg ini gue tau
Ngebucin ya lo sat?
Dery
Sotoy lo
Maraka
Pokoknya entar pada dateng aja deh
Yera
Gue skip ka
Sorry
Maraka
Kenapa?
Lukas
ENAK AJA LO SURTI
LUSA UDAH MANGGUNG
Yera
sakit gue
Ajun
Bisa sakit yer?
Yera
Bisalah anjir
