[Bonus II] Life goes on

271 34 9
                                    

Wisudawan wisudawati berhasil mencapai impian mereka. Lulus dengan rasa haru juga bangga akan perjuangannya selama empat tahun dengan mengesampingkan segala keresahan jiwa yang akan kembali muncul setelah ini. Suara jepretan kamera dari tiap sudut gedung juga tawa dan kata-kata perpisahan membuat dalam diri Yera bergetar.

Pandangannya menatap setiap manusia yang berada di sekelilingnya, merekam semuanya berharap tidak ada yang terlewat jika nanti ia merindukan suasana perkuliahan.

Seperti yang dikatakan Hendery, "Life goes on. Nggakpapa sedih tapi jangan lama-lama, habis ini ada awal baru yang akan dimulai" berharap jika Yera tidak lagi mengeluarkan air mata tiap kali flash kamera menyilaukan matanya.

"STOP NANGIS LO JELEK!" Teriakan Lukas akan selalu Yera rindukan, jika sebelumnya ia akan membalas teriakan Lukas sama kerasnya maka kali ini tangisnya yang semakin keras. Untung saja make up Yera tidak mudah luntur, beri pujian untuk MUA yang ia sewa.

"Yer, kita nggak akan kemana-kemana. Kenapa lo nangisnya udah kayak mau ditinggal nikah si Dery sih?" Maraka menggeleng bahkan heran melihat tingkah Yera yang tidak seperti biasanya. Bahkan ia harus berulang kali meminta maaf pada fotografer yang sebenarnya tidak mempermasalahkan keadaan Yera.

"Sedih anjir lo mana ngerti" Yera mengusap air matanya sebelum merubah posisi untuk pengambilan foto berikutnya. Ada rasa bahagia yang tidak bisa ia utarakan begitu melihat empat laki-laki kesayangannya berdiri dengan setelah jas hitam. Tapi Yera tidak bisa bohong jika ada rasa khawatir dalam dirinya.

Dery, Ajun, Lukas, dan Maraka mungkin akan sibuk setelah ini, fokus pada urusan masing-masing. Band yang berjalan selama beberapa tahun akan mereka jadikan sebagai tempat penyembuhan dari penat berada di depan komputer tiap harinya.

Pipi Yera belum juga kering namun air matanya kembali turun ketika pengambilan foto terakhir. Yera berada ditengah, masing-masing membawa toga yang akan siap dilemparkan. Dalam hitungan ketiga suara kamera bersamaan dengan flash menangkap gambar lima manusia hebat.

"Udah sih, nangis mulu" Dery memberikan tisu pada Yera yang kini sedang berjongkok di tengah-tengah keramaian. Air matanya terus-terusan keluar sampai membuat matanya memerah. Lukas dan Ajun mulai lelah melihat Yera yang tidak mau berhenti menangis.

"Kak Yera kenapa?" Ajeng datang membawa lima buket bunga untuk diberikan pada mereka yang habis diwisuda. Adik tingkat Yera dengan pipi merah muda dan rambut panjang lurus seperti tuan putri ternyata berhasil mendapatkan hati Maraka.

"Terharu" Maraka segera menjawab dengan kekehan diakhir kalimatnya, "Thank you.
Sini aku aja yang bawa" katanya dengan mengambil buket bunga di tangan Ajeng.

"Ajeng lo harusnya jadi cewek gue aja sih" celetukan Ajun dibalas gebukan dari Maraka melalui buket bunga yang ia pegang.

"Lo jangan memancing perperangan part dua ya, monyet." Lukas ikut menyahut sebagai saksi bisu kisah asmara dan persahabat yang cukup rumit sebelumnya. Jangan sampai ada kisah yang sama dengan versi yang berbeda setelah ini, karena Lukas cukup lelah dan ingin beristirahat untuk mendapatkan pendamping hidup.

Lukas masih jomblo. Begitu juga Ajun yang memilih untuk sendiri lebih dulu sampai ia mendapat pekerjaan, kali ini ia ingin menjalani hubungan yang lebih serius dari sebelumnya. Jelas mendapatkan ledekan dari ke empat temannya setelah mendengar ucapan Ajun.

Terdengar mustahil.

"Kak Yer, selamat ya. Semoga habis ini langsung dapat kerja, jangam sedih terus kan masih bisa kumpul sama yang lain. Makasih juga udah jadi temen baik buat Kak Maraka" Ajeng memeluk Yera sangat berterima kasih sudah mempertemukan Ajeng pada laki-laki seperti Maraka.

1999Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang