30. Shira

9.1K 1.1K 1.4K
                                    

Astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah.
Allahumma solli ala Muhammad waala alihi sayyidina Muhammad.

Kalau bisa kalian baca sambil dengerin lagu yang ada di mulmet gaes 🥰

Al Kahfi ges❤

1

2

3

Cekidot...

•••

Setelah kejadian tersebut, rumah tangga Zaid dan Shira menjadi benar-benar kacau. Zaid yang tak bisa menjawab setiap pertanyaan yang selalu Shira lontarkan tiap malam membuatnya frustasi.

Kini Shira duduk sambil memangku anaknya di taman belakang. Hari sudah gelap, tidak terasa sudah tiga bulan rumah tangga mereka kacau balau apalagi sikap Cyra yang semakin melunjak.

Zaid mengintip istrinya yang terduduk, berdiam diri. Akhir-akhir ini mereka sering sekali bertengkar, Zaid memutuskan untuk menghampiri Shira.

"Sayang," panggil Zaid lirih.

Shira tak menjawab, ia sangat kecewa apalagi saat pertengkaran mereka tadi.

Flasback

Zaira sudah diambil oleh Aisyah, gadis kecil itu tidak boleh mendengarkan pertengkaran orangtuanya.

"Apa salahnya sih ? Cyra cuma anterin makan siang buat aku! Apa salahnya?" tanya Zaid pada Shira.

Kini mereka berada di dalam kamar dengan pintu yang terkunci rapat.

"Mas masih bertanya letak salahnya di mana? Mas tau? Shira udah masak makanan buat Mas, Shira selalu kasih yang terbaik tapi Mas gak pernah makan masakan Shira! Kenapa? Apa karena Mbak Cyra?"

Zaid mengacak rambutnya, ia menarik rambutnya kesal.

"Ya terus? Mas harus apa? Kamu mau Mas mengecewakan Cyra? Iya?" tanya Zaid marah.

Shira menoleh ke samping, ia tak ingin melihat wajah Zaid dengan genangan air mata yang sudah siap untuk menetes.

"Aku mohon sama kamu, jangan bersikap seolah-olah aku terus yang salah! Aku capek Yang! Aku capek bertengkar mulu!" keluh Zaid.

Shira tak menjawab, apa ia egois? Apa ia harus rela perannya sebagai istri digantikan oleh orang asing?

"Jangan kekanak-kanakan sayang, aku mohon. Aku cuma mencoba menghargai Cyra," ujarnya.

"Jangan selalu menyalahkan Cyra atas segala kelakuan serta sifat kekanak-kanakan kamu," ucap Zaid lagi, kini Shira tak bisa menahannya. Air mata itu menetes.

"Tapi Mas gak menghargai Shira, Shira capek Mas!" keluh Shira. Shira terduduk di atas tepian tempat tidur mereka.

"Sayang, aku mohon jangan seperti ini."

Shira masih diam, hingga sepersekian detik kemudian ia menatap suaminya dengan air mata yang terus-terusan mengalir.

"Shira tanya satu pertanyaan dan Shira harap Mas jawab dengan jujur," ujarnya tegas.

Zaid membalas tatapan Shira, tak menjawab dengan perkataan melainkan dengan tatapan.

"Apa Mas masih mencintai Mbak Cyra?" tanya Shira, pertanyaan itu lagi pikir Zaid. Zaid menghela nafasnya, sudah berulang kali Shira menanyakan hal itu dan ia lagi-lagi hanya diam tak bisa menjawab.

Hati Shira hancur, setiap malam tidurnya selalu tidak nyenyak karena memikirkan suaminya yang ternyata masih menyimpan perasaan dengan masa lalunya. Terlebih lagi sudah dua hari mereka pisah kamar.

Family Gaje II - After Baby [ End  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang