16. 10 digit

4.9K 911 177
                                    

Istighfar dulu ayok, sholawat juga jangan lupa ya. Btw untuk grup whatsapp family gaje itu aku nanti bakalan buat, tapi aku gak bisa jadi admin sendiri 😂 aku juga bingung nanti bakalan gimana soalnya gak pernah coba bikin grup khusus gini😣

Jadi mungkin aku bakalan minta salah dua atau tiga dari kalian buat bantu aku jadi admin 🤗 kalau ada yang mau 🙃

Dah ah bacot bet, kalau Legi dibuatin cerita ada yang mau baca gak😂

2

3

Cekidot...

•••

Zaid telah sampai di kantornya. Terlihat ramai, Zaid mengintip sedikit melihat siapakah yang akan membayarnya dengan jumlah sepuluh digit itu.

Semoga bukan si bengek! Atau si khap Thai!

Zaid berdoa , siapapun kliennya semoga bukan dua orang itu. Wawan memperhatikan Zaid dari jauh , heran melihat bosnya itu yang berdiri sambil mengintip.

Wawan mengernyit, tak lama Kemal pun datang dan berdiri di samping Wawan. Ia mengikuti arah pandangnya yang mengarah kepada bos mereka.

"Ngapain tuh orang?" ucap Kemal tiba-tiba membuat Wawaj tersentak kaget dan langsung beristighfar.

"Wan! Gue bukan setan!" ujar Kemal tak terima. Wawan menoleh dan memandang Kemal kesal, ia merasakan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Jangan ngagetin Mas Kemal, coba Mas tanya aja ke Mas Zaid dia ngapain. Saya liat dari tadi dia celingak celinguk disana."

Kemal melirik Wawan sebentar, siapa Wawan yang berani memerintahnya? Hingga ia lupa bahwa Wawan adalah kaki tangan Zaid dan masalah kenaikan gaji Wawan yang urus.

"Oke," ucap Kemal patuh. Kemal berjalan menghampiri Zaid. Kemal kini berdiri tepat dibelakang Zaid.

"Woi!" panggil Kemal cepat, dan penyakit bawaan Zaid sontak kambuh.

"Ngik!"

"Sir Zaid! Ohhh im so kangen sama you! Ayo kita ngobrol lagi ya," ujar seseorang. Zaid langsung menoleh dan ia tertawa miris melihat klien bule itu lagi yang datang bersama dengan Legi dan satu orang klien lagi yang ternyata klien Thailand kemarin.

Double kill, astagfirullah. Banyak berguguran dosa gue gegara nih dua bule!

"Pak, mereka adalah klien kita yang akan mengekspor produk yang kita jual ke negara mereka," ujar Legi formal.

Legi berjalan mendekat, dan berbisik pelan ke telinga Zaid.

"Sepuluh digit woi! Jangan disia-siain!"

Zaid menelan ludahnya susah payah, ya sepertinya setara stress yang akan ia hadapi dengan sepuluh digit itu atau berkisaran antara satu milyar ke atas.

"Ayo sir kita duduk di ruangan kamu, kita ngobrol-ngobrol. Biar kita makin akrab," ujarnya bersemangat.

Zaid tersenyum terpaksa, satu saja bisa bikin gila apalagi dua.

"Ngik!"

Zaid menutup rapat mulutnya saat suara bengek itu keluar, berharap kedua orang bule itu tidak mendengarkan tetapi sayang seribu sayang. Mereka dengar.

"Wahhh!!! Sir Zaid bengek lagi!"

"Bengek khap?"

Zaid ingin menangis rasanya, bagaimana nasibnya setelah ini? Ia sendiri pun tak tahu.

Family Gaje II - After Baby [ End  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang