37. Bersama

10.4K 1.2K 557
                                    

Astagfirullah, ayok istighfar dulu. Jangan lupa sholawat gaes ❤

1

2

3

Cekidot...

•••

Zaid menghampiri Shira, ia juga sesekali melirik Mbak Ayu yang menatapnya tersenyum di depan gerbang makam.

"Mbak, udah lima tahun ya Mbak ninggalin kami. Maaf Shira belum bisa jadi kebanggaan Mbak," ujar Shira lirih.

"Mbak tau? Shira gagal nikah sama Mas Agam, Shira juga gagal nikah sama cinta pertama Mbak. Bahkan Shira menikah dengan seseorang yang gak Shira sangka sebelumnya," lanjutnya lagi.

Zaid berdiri tak jauh dari Shira seraya mendengarkan Shira yang berbicara dengan satu makam yang Zaid ketahui di nisannya bernama Sri Ayuningsih.

"Setahun lebih Shira berhasil membuat Mas Agam jatuh cinta dan membuatnya bisa melupakan Mbak. Tapi nyatanya memang kami tetap tak berjodoh, maafkan Shira Mbak."

Zaid terdiam, ternyata alasan Shira dulu menikah sama Agam adalah karena Agam cinta pertama Mbak Ayu.

Astagfirullah Yang, ternyata setan yang suka gelut sama aku itu kakak iparku toh!

"Mbak, Shira kangen Mas Zaid."

Ucapan Shira yang tiba-tiba itu lantas bisa membuat Zaid tersipu malu, bisa-bisanya Shira masih rindu pada bajingan sepertinya.

"Aku juga," gumam Zaid pelan yang ternyata dapat di dengar oleh Shira. Shira menoleh dan kaget saat melihat Zaid yang berdiri tepat di depannya dengan wajah lusuh lengkap dengan senyuman seribu penyesalan.

"Mas? Kok Mas bisa tau daerah ini?" ujar Shira bertanya-tanya karena memang ia belum pernah bercerita kepada Zaid bahwa ia mempunyai seorang kakak. Kakak yang pernah menyelamatkan nyawanya yang hampir tertabrak dulu tetapi malah merenggut nyawa kakaknya sendiri. Bahkan saat pemakaman pun Shira masih dalam keadaan pingsan yang membuatnya tidak bisa memeluk dan mencium Ayu untuk yang terakhir kalinya.

Zaid melirik ke arah makan dengan batu nisan bertuliskan nama Ayu, " Mbakmu?" tanya Zaid pelan pura-pura tidak tau.

Shira mengangguk pelan, " Kamu kangen sama dia?" tanya Zaid lagi. Shira kembali mengangguk, tentu saja. Sudah lima tahun dan bayang-bayang Ayu masih selalu menghampirinya.

"Mbak," panggil Zaid yang sekarang sedang menoleh ke Mbak Ayu. Mbak Ayu menggeleng, menolak dipanggil. Bukan bermaksud menolak tetapi ia hanya tidak ingin Zaid di anggap gila oleh orang awam yang tidak bisa melihatnya.

"Sini aja gapapa, udah biasa dibilang gila gue mah!" ujar Zaid mencoba meyakinkan Mbak Ayu. Akhirnya mau tak mau Mbak Ayu menurut dan terbang tepat di samping Zaid dan di depan Shira.

Zaid menatap wajah Shira yang juga menatapnya heran, " Mas ngomong sama siapa?" tanya Shira heran. Zaid tak menjawab tetapi ia hanya melirik ke arah makam tersebut.

"Bohong, bukannya Mbak Ayu sudah pergi?" ucap Shira tak percaya.

Zaid menggeleng pelan, " Dia tidak benar-benar pergi sayang, ada tugas yang harus ia lakukan dan sekarang tugasnya sudah selesai!" gumam Zaid lirih.

Dahi Shira mengerut, " Tugas apa?" tanya Shira heran. Shira memandang ke sebelah Zaid. Kosong, tidak ada siapapun di pandangannya. Tetapi nyatanya ada Mbak Ayu di sana.

"Tugasnya adalah memastikan bahwa adiknya bahagia," ujar Zaid lirih.

"Dek, Mbak boleh peluk kamu?" gumam Mbak Ayu lirih yang nyatanya nihil. Shira tak dapat mendengarkan.

Family Gaje II - After Baby [ End  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang