32. Agam

9.6K 1.1K 702
                                    

Astagfirullah astagfirullah astagfirullah. Semakin mendekati ending, yang panas gimana udah lega??

Sholawat dulu hayuuk ❤✨ jangan pernah tinggalkan sholat meski kita bukan orang baik ☺

1

2

3

Cekidot...

•••

Zaid mencari kemanapun, sudah ia lakukan semuanya yang ia bisa agar menemukan Agam yang ia yakini bisa membawanya bertemu Shira.

"Woi, klien hari ini minta properti meja buat ngaji anak lima ratus meja. Lo urusin lo klien loh, jangan terlalu berlarut dalam kesedihan. Itu salah lo, makanya dia pergi!" ucap Legi kesal.

Kantor akan berantakan jika saja Legi dan Wawan tidak meng-handle dengan baik. Zaid sama sekali tidak memperdulikan kantornya, ia hanya peduli kepada Shira yang keberadaannya saja tidak ia ketahui.

"Siapa? Kalau si bengek gue gak mau. Lagi kacau mood gue Gi!" ujar Zaid lemah.

Legi yang berdiri di depan pintu menatap sepupunya kesal, " Kalau si bengek gak mungkin mesen meja buat ngaji bos, palingan mesen yang lain."

Zaid mengangguk, ada benarnya juga pikirnya.

"Assalamu'alaikum," ucap seseorang tiba-tiba. Orang itu yang akan menjadi klien Zaid hari ini, klien spesial yang Legi temukan untuk Zaid.

"Waalaikumsalam," balas Zaid lirih, Zaid menoleh dan kaget saat melihat siapa kliennya.

"Gi," ucap Zaid tak percaya.

"Silahkan masuk Pak Agam, diskusikan saja meja seperti apa yang bapak mau pada bos kami. Saya permisi," ujar Legi ramah, Agam mengangguk sambil tersenyum. Agam masuk ke dalam ruangan Zaid, duduk di sofa tersebut.

Zaid melihat Agam dengan sorot mata berbinar, ia tak menyangka orang yang ia cari seminggu ini dengan susah payah datang sendiri.

"Pak Zaid, saya ing–!"

"Kamu tau Shira dimana?"

Zaid memotong ucapan Agam membuat sang empunya mengernyit dengan kening berkerut.

"Bisakah kita bersikap profesional disi–!"

"Aku mohon Agam, kamu mau properti untuk anak-anak mengaji kan? Mau berapa? Gak usah bayar gapapa asal beritahu dimana Shira," ujar Zaid lirih.

Agam menatap Zaid, kantong mata yang menghitam. Rambut yang acakacay, wajah yang suram serta mata yang membengkak.

"Bisakah ki–!"

"Gam, gue mohon. Demi apapun gue bakalan lakuin apa yang lo mau supaya gue bisa ketemu lagi sama Shira Gam, gue mohon!" ucap Zaid bersungguh-sungguh.

Agam menatap kedua mata Zaid, tak ada satupun kebohongan yang ia lihat.

"Hati-hati pandan-pandang nanti malah jadi suka terus belok kan ribet!" ucap Mbak Ayu yang muncul tiba-tiba.

Zaid menatap Mbak Ayu sekilas, lalu ia kembali menatap Agam dengan sorot mata lirih.

"MAKANYA KALAU GUE BILANG USIR SI CYRA YA USIR! NOH TELINGA LO TUH BANDEL GAK MAU DENGERIN GUE!" ucap Mbak Ayu ngegas.

Setiap hati, setiap waktu. Mbak Ayu akan selalu menghantui Zaid dengan kesalahannya.

"Maaf, saya permisi!" ucap Agam tiba-tiba. Baru saja Agam bangkit dan hendak berjalan meninggalkan ruangan Zaid. Zaid menahan dan memegang kakinya, berlutut di depan seseorang yang pernah ia benci meski sosok ini tak pernah berbuat salah padanya.

Family Gaje II - After Baby [ End  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang