4

3.3K 337 34
                                    

✨Jangan lupa vote dan comment✨

***

"Aaaah... sudah lama tidak begini" Jaemin memejamkan mata, menikmati pelukan dari kedua sisinya. Jeno, Jaemin dan Renjun sedang cuddling di kamar mereka sekarang. Menikmati quality time bertiga yang justru jarang mereka dapatkan setelah mereka menikah.

"Kata Mama Tae, aku harus menikmati waktu waktu ini dengan baik sebelum punya anak hehehehehe" Jaemin. Jeno tersenyum dan Renjun menggeser kepalanya agar mendapatkan posisi nyaman di dada Jaemin.

"Kalian ingin anak berapa?" Tanya Jaemin. Sebenarnya bukan pertama kali Jaemin menanyakan hal ini pada Jeno maupun Renjun. Tapi jawaban mereka selalu sama

"Berapa saja, selama kita masih merasa sanggup" Jeno
"Berapa saja, asalkan kita bisa menjaga dan memberi mereka kasih sayang yang mereka butuhkan" Renjun.

Suami suami Jaemin tidak pernah menyebutkan angka pasti.

"Enam ya?" Jaemin.
Renjun tertawa.
"Kita lihat nanti setelah punya anak, apakah keinginanmu tetap, bertambah, atau berkurang hahahahaha"

"Aku tidak masalah.. Tapi Kau mau hamil sebanyak itu? Bahkan jika dibagi dua dengan Renjun, masing masing masih 3. Renjun mau?" Jeno

"Bagaimana dengan adopsi?" Tanya Renjun. Sejak kecil Renjun ingin mengadopsi anak. Menurutnya, kenapa membuat yang baru jika yang sudah ada banyak di luar sana dan mereka juga membutuhkan kasih sayang. Meskipun dia juga ingin punya yang dari rahimnya juga. Mungkin 1 cukup untuk merasakan sendiri bagaimana rasanya membawa sebuah nyawa di perutnya dan mengantarkannya ke dunia.

"Boleh.. Tapi aku ingin anak kandung dulu. Anak kandung yang mirip Nana, Njun, Nono" Jaemin tertawa pelan.
"Akan sangat lucu kalau ada kita versi mini yang berlarian di rumah ini" Jaemin.

"Dan memanggilku Appa.. Memanggilmu Popa dan memanggil Injun baba.. Hahahah pasti menggemaskan" Jeno juga membayangkan anak anaknya kelak.

"Kalau bisa jaraknya jangan terlalu dekat ya... nanti repot sekali pasti" Renjun.
"Kenapaa? Kan lucuu" Jaemin.
"Cape Jaem.. Katanya kau tidak mau pake pengasuh?" Renjun.
"Nanti kau kelelahan" Renjun membelai wajah Jaemin. Bagaimana pun juga Jaemin yang akan lebih banyak di rumah menjaga anak anak mereka.

"Iya.. Iya.. Tapi memangnya kau tidak mau hamil dekat dekat ini juga? Biar kita hamil bersama saja" Jaemin. Renjun terdiam sesaat dan melirik Jeno.

"Hmm? Kenapa?" Tanya Jaemin bingung melihat kedua suaminya bertukar pandang seperti menyembunyikan sesuatu.
"Begini Na.. Injun.. Memutuskan untuk tetap minum birth controlnya untuk sementara waktu" Jeno. Senyum Jaemin perlahan memudar.

"Njun tidak ingin hamil?" Tanya Jaemin lagi.
"Aku ingin Na.. Tapi tidak untuk sekarang. Kita fokus dulu untuk kehamilanmu ya? Nanti kalau anak darimu sudah cukup besar, giliran aku" Renjun.

"Kenapa?" Tanya Jaemin lagi. Beberapa hari lalu Renjun masih bilang bahwa ia siap berhenti minum birth controlnya agar segera hamil. Kenapa tiba tiba Renjun berubah pikiran?

"Aku masih ingin bekerja dengan bebas. Ada banyak hal yang ingin aku kerjakan" Renjun. Jaemin tampak sangat kecewa mendengar jawaban Renjun.
"Tapi sejak kemarin aku dan Jeno belum berhasil Njun.. Kalau ternyata aku tidak kunjung bisa hamil bagaimana? Aku kira jika aku tidak kunjung hamil setidaknya ada kau yang siapa tahu bisa lebih cepat hamil" Jaemin.

"Kita coba denganmu dulu ya Na... kita kan belum honeymoon. Nanti kita berusaha dulu... Kalau setelah honeymoon babynya belum datang, kita periksakan ke dokter dan merencanakan langkah selanjutnya" Jeno. Jaemin terdiam.

EXPECTING [NORENMIN|NOMINREN | HENXIAOYANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang