21

2.6K 261 167
                                    

Lama tak jumpa!!
Selamat membaca chapter 21

Jangan lupa jaga kesehatan!!

✨Jangan lupa vote dan comment✨

***

"Kiri sedikit lagi... Kiri Jeno.. Kiri!!" Haechan terus mengomel dan mengarahkan Jeno yang kini sedang memanjat tangga untuk memasang balon berwarna-warni.

"Iya sabar!! Ini posisinya susah!!" Jeno.

"Sinih Jen, biar Om Taeil aja..." Taeil menawarkan bantuan pada Jeno untuk bertukar posisi dengannya, memegangi tangga di bawah.

"Papa di bawah aja!! Udah kakek-kakek kalau naik nanti encok!!" Haechan.

"Udah Jeno pasang lagi!!" Teriak Haechan kembali.

"Jangan teriak-teriak pada suamiku dong!!" Protes Renjun yang kini duduk di lantai, merangkai balon-balon kecil dan mengikatnya jadi satu.

"Ya habisnya suamimu diberitahu susah sekali sih..." Haechan meletakkan satu tangannya di pinggang dan berjalan menghampiri Renjun yang masih sibuk merangkai balon.

"Aigoo anak ini... Jangan teriak-teriak Chan.. Nanti anakmu keluar disini loh. Hahahaha..." Jaehyun tertawa meledek Haechan yang kini memanyunkan bibirnya, kesal.

"Berarti nanti Mark Hyung diberitahu waktu surprise ini?" Tanya Jaemin.

"Iya.. Sengaja. Mark kan tidak tahu kalau Haechan sudah cek jenis kelamin bayi mereka. Tahunya ya Haechan hanya periksa kehamilan rutin dan belum lihat jenis kelamin." Taeyong.

"Chan.. Duduk. Kamu dari tadi mondar mandir ke sana kesini. Cuma mondar mandir lagi, ga bantuin." Doyoung datang membawa nampan berisi minuman dingin untuk besan dan juga ipar Haechan.

"Ga cape Chan? Perutmu tuh usia lima bulan udah kaya mau tujuh bulan." Jaehyun menunjuk perut menantunya yang memang besar.

"Gendut soalnya dia. Lihat saja tangan, kaki, pipi semuanya ikutan menggendut." Doyoung.

"Ih Mama! Ga boleh gitu sama orang hamil!" Haechan. Jaemin, Renjun, Taeyong dan Jaehyun langsung tertawa mendengar protes Haechan.

"Yakin Chan bukan anak kembar? Salah lihat kali waktu di usg." Renjun. Haechan menggeleng.

"Satu kok. Emang besar aja babynya." Haechan.
"Dan gendut juga Mamanya." Doyoung.

"Mama!!!" Haechan terlihat semakin kesal dengan Doyoung.

"Gapapa.. Kan Echan harus naikin berat badan ya Chan?" Jaemin tersenyum dan menatap Haechan dengan iri.

"Iya.. Buat baby nih. Harus makan yang banyak." Haechan dengan perlahan duduk di sofa sembari memegangi pinggang dan perutnya.

"Kalau orang lain lihat, pasti mereka kira kau sudah trimester akhir. Sudah mau melahirkan. Padahal baru lima bulan.. Hahahaha." Renjun mengejek Haechan yang terkadang terlihat berlebihan memperlakukan perutnya yang besar.

"Iri kaaaan?" Cibir Haechan.

"Emang iri wleee." Renjun.

"Yang sudah ingin hamil belum hamil, eh kau yang tadinya tidak mau hamil dulu malah hamil." Gerutu Renjun. Haechan langsung tertawa mendengar keluhan Renjun.

"Mark hyung hebat soalnya kalau di ranjang." Ujar Haechan dengan bangga.

"Ck. Haechan! Kalau sedang hamil omongannya di jaga!!" Doyoung langsung memarahi putranya.

"Iya.. Iya... Mama cerewet banget sih. Babynya juga belum ngerti!" Haechan.

"Ngomong-ngomong Hendery sama Dejun akhir-akhir ini kok tidak kedengaran kabarnya? Katanya mau bantu-bantu disini." Haechan mencomot sebuah biskuit coklat dan langsung memasukkannya ke dalam mulut.

EXPECTING [NORENMIN|NOMINREN | HENXIAOYANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang