1 🔞

9.9K 451 107
                                    

Hiii.. Jumpa lagi 😉

✨Jangan lupa Vote dan Comment✨

***

"Eenngghh.. Noooo...eemmmhhh..." Jaemin meremas sprei tempat tidurnya saat Jeno mempercepat hentakkan pinggulnya.

"Hhhh hhh seebentarh lagi Na... eehhmmm.."

"Aaaah..." Jaemin menghela nafas lega saat cairan pelepasannya mengalir keluar dengan deras membasahi perut Jeno sementara lubangnya terasa hangat dan penuh oleh cairan sperma Jeno.

"Sebentar.. Jangan dilepas dulu" Jaemin menahan Jeno saat suaminya hendak melepas tautan mereka.
Jeno mengangguk mengerti dan meraih tissue di dekat mereka lalu mengelap sisa sisa pelepasan Jaemin yang membasahi perutnya dan paha Jaemin. Sementara Jaemin masih berusaha mengatur nafasnya yang memburu.

Setelah merasa sudah lumayan bersih Jeno kemudian mendekatkan wajahnya pada Jaemin. Lalu melumat bibir suaminya dan berciuman untuk beberapa saat sebelum Jaemin mendorongnya perlahan karena kehabisan nafas.

"Sudah boleh aku lepas?" Tanya Jeno. Ia lelah dengan posisinya sekarang yang masih ada di atas Jaemin dengan penisnya yang masih belum dilepas dari lubang Jaemin. Jaemin tersenyum dan mengangguk.

Jeno segera menarik penisnya dan merebahkan dirinya disamping Jaemin lalu tidur miring menghadap Jaemin, memandangi suaminya yang kini tersenyum menatap Jeno.

"Aku harap kali ini berhasil" bisik Jaemin sambil tersenyum. Kakinya masih ia tekuk meski ia juga merasa pegal, tangannya mengelus perutnya yang rata dan sedikit berotot. Jeno mengangguk. Matanya kini terasa berat dan tubuhnya sangat lelah sekarang.

Hari ini ia sangat sibuk di kantor dan sesampainya di rumah setelah mandi, makan malam dan mengerjakan beberapa dokumen yang ia bawa ke rumah, Jeno menyempatkan untuk melakukan sex dengan Jaemin. Membuat tenaganya yang tinggal sedikit terkuras habis malam ini.

"No... tidak mau lagi? Kita baru melakukannya satu kali" bisik Jaemin saat Jeno mulai memejamkan matanya.
"Hhmm?? Aku lelah Na... besok lagi ya?" Jeno menjawab sambil masih memejamkan matanya.

Jaemin menghela nafas perlahan.
"Injun sudah menelephonemu hari ini?" Tanya Jaemin. Jeno menggeleng dan menggeser tubuhnya, memeluk Jaemin.
"Tadi aku telephone tapi tidak diangkat. Kata Hendery hyung mereka ada banyak meeting hari ini" Jeno mengusakkan kepalanya di dada Jaemin.

Jaemin menoleh ke arah nakas yang terletak di sampingnya dan menggeser tubuhnya, berusaha meraih ponselnya yang tergeletak disana. Lalu duduk bersandar pada kepala ranjang, dan meluruskan kakinya, membuat Jeno terpaksa melepas pelukannya dan menarik selimut untuk membuatnya tetap hangat.

"Sekarang harusnya sekitar jam 11 kan disana?" Tanya Jaemin saat melihat jam di ponselnya menunjukkan pukul 00.07.
"Hmmm" Jawab Jeno.
Jaemin segera mendial nomor ponsel Renjun dan memanyunkan bibirnya saat panggilannya tidak kunjung dijawab.

"Dia tidak menjawab" Jaemin terdengar sangat kecewa dan melempar ponsel ke bagian tempat tidur yang kosong di sampingnya
"Tadi siang aku sempat menelephone Dery hyung.. Dery hyung bilang mereka ada banyak meeting hari ini. Injun pasti kelelahan... kau tahu sendiri kan, dia butuh waktu sendiri untuk kembali mengisi baterainya jika seharian sudah bertemu banyak orang?" Jeno menarik Jaemin agar kembali berbaring bersamanya.

"Dia tidak mengirimiku pesan maupun menelephoneku" Jaemin menghela nafasnya berat.
"Injun sibuk Na..." Jeno memeluk Jaemin dan mengecup lembut pipi suaminya.
"Injun mungkin tidak sempat menghubungi kita dan sekarang sudah tidur karena kelelahan" Jeno. Jaemin tiduran menghadap Jeno dan memeluk suaminya dengan erat.

EXPECTING [NORENMIN|NOMINREN | HENXIAOYANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang