47

1.9K 160 28
                                    

✨Jangan Lupa vote dan Comment✨

***

"Tenang saja, tidak sakit!" Jawab Haechan saat Yangyang bertanya padanya bagaimana pengalamannya melahirkan Sungchan kemarin.

"Katamu sakiiiiiit?????" Protes Renjun, Haechan sejak ia kunjungi beberapa hari lalu selalu bilang melahirkan itu sangat sakit.

"Hahahahaha...." Kun tertawa pelan melihat Renjun tampak tidak terima dengan jawaban yang Haechan berikan.

"Tidak begitu sakit kok... Yangyang juga pasti bisa. Yang penting tubuhnya sehat." Haechan mengabaikan Renjun dan terus berbicara pada Yangyang.

"Begitu?" Bisik Yangyang dengan tidak yakin. Kemarin ia menelephone Renjun, dan mengobrol banyak hal. Renjun juga menceritakan cerita Haechan yang sudah melahirkan, dan Renjun bilang Haechan terus saja mengeluhkan kalau melahirkan itu sangat sakit.

"Betul! Aku kan yang sudah merasakannya." Jawab Haechan. Kun hanya tersenyum dan mengamati Yangyang yang kini terlihat sangat kebingungam dengan jawaban Haechan.

Beberapa hari kemarin Yangyang memang menginap di apartemen Kun, jadi Kun mendengar obrolan Yangyang dan Renjun di telephone hari kemarin.

Hari ini Yangyang harusnya kembali ke apartemennya untuk menghabiskan waktu dengan kedua suaminya. Jadi Kun mengantar Yangyang sekaligus menengok bayi Mark dan Haechan, karena Dejun dan Hendery sudah menengok Sungchan tempo hari tanpa Yangyang.

"Tapi Injun kemarin bilang katanya sakit sekali seperti mau mati." Yangyang membelai lembut perutnya dan tetap meragukan perkataan Haechan.

"Yaaa.. Sakit sih. Bohong kalau tisak sakit sama sekali. Ada bayi sebesar ini lewat lubangmu yang hanya sekecil itu yaaaa sakit." Jawab Haechan.

"Tapi setelah mendengar tangis bayinya rasa sakitnya terlupakan!! Rasanya lega dan sangat bahagia, apalagi waktu dokter bilang seluruh anggota tubuhnya lengkap, dan bayinya sehat." Haechan.

"Berarti Yangyang juga harus berusaha agar Yangyang sehat terus. Agar Ningning juga sehat." Kun membelai bahu kekasihnya dan tersenyum lembut.

"Kau tidak bilang begitu padaku kemarin..." Desis Renjun, melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap tajam Haechan. Renjun setiap hari ke rumah orang tua Haechan selama beberapa hari ini, dan Haechan selalu saja menceritakan padanya betapa sulit dan sakitnya melahirkan itu.

"Memangnya iya? Kau melebih-lebihkan mungkin. Hanya fokus pada ceritaku yang bilang melahirkan itu sakit. Kau mau menakut-nakuti Yangyang ya? Jahatnyaaa..." Haechan.

Renjun mendengus pelan mendengar perkataan Haechan. Sepertinya Haechan beberapa hari ini memang sengaja menakut-nakuti Renjun.

"Yangyang sekarang sudah kelihatan jauuuuh lebih sehat kok. Jadi tenang saja, pasti nanti persalinannya lancar." Haechan kembali menoleh ke arah Yangyang dan tersenyum.

Yangyang menganggukkan kepalanya dan tersenyum senang.
"Akhir-akhir ini juga Ningning sudah mulai lebih aktif dan banyak bergerak." Cerita Yangyang sembari membelai perutnya.

"Beberapa hari lagi sudah mau masuk trimester ketiga, dan kata dokter Ningning sehat dan mulai lebih aktif dari sebelumnya." Kun juga ikut bercerita.

"Waaaaah tidak terasa ya? Sudah mau masuk bulan ke tujuh?" Haechan terus tersenyum dan menatap perut buncit Yangyang.

Akhir-akhir ini Haechan akui Yangyang terlihat jauh lebih sehat. Meski masih kurus, sangat jelas terlihat kalau Yangyang sedang hamil. Pipi Yangyang sedikit lebih tembam, dan raut wajah Yangyang juga jauh lebih ceria dan terlihat bahagia. Dibandingkan dulu, Yangyang kini lebih sering membelai perutnya dan beberapa kali Haechan mendengar Yangyang terkadang berbicara lirih pada bayi yang sedang ia kandung.

EXPECTING [NORENMIN|NOMINREN | HENXIAOYANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang