38

3.1K 235 184
                                    

Btw kemarin aku lupa masukin ubahan panggilan.

Aku edit yang kemarin terus tulis di sini ya. Sekalian ingetin kalian sama sebutan buat para calon ortu muda kita.

Taeil = Papa
Doyoung = Mama ➡️ Papi

Mark = Appa
Haechan = Papa

Jeno = Appa
Jaemin = Popa
Renjun = Baba

Hendery = Daddy
Dejun = Baba
Yangyang = Papi
Kun = Papa

🐶🐰🦊

Maaf ya aku lama ga update book ini. Terimakasih sudah setia menunggu.

✨Jangan lupa vote dan comment✨

***

"Jangan diciumi terus, nanti bangun." Jaemin berbisik lirih dan menendang kaki Jeno dengan pelan.

"Kapan lagi? Nanti kan aku mau pergi." kali ini Jeno yang berbisik dan kembali mengecup pelan pipi kanan Renjun yang masih terlelap, menghadap Jaemin sementara Jeno memeluknya dari belakang.

"Biarkan Injun tidur, No..." Jaemin mendengus pelan melihat suaminya semakin mendusalkan tubuhnya pada Renjun dan kini bahkan membelai perut Renjun yang tentunya masih tidur.

"Nanti aku akan sangat rindu Injun dan ddalgi-deul. Jadi biarkan aku peluk mereka dong," rengek Jeno, kembali mengecup pipi Renjun yang kali ini mengeliat pelan dan membuka matanya perlahan.

"Bangun kaaaan," bisik Jaemin, membelai kepala Renjun yang langsung menoleh ke saat merasakan seseorang memeluknya dari belakang.

"Kenapa kalian di kamarku?" Renjun mengerang pelan dan kembali memejamkan matanya, masih mengantuk.

"Kami tidak di kamarmu." bisik Jeno lirih. Renjun langsung membuka lebar matanya dan melihat sekeliling, ternyata mereka sekarang sedang ada di kamar utama. Padahal seingat Renjun semalam ia ketiduran di kamarnya dan meminta Jaemin tidur berdua saja dengan Jeno di kamar utama.

"Semalam kalian tidur dimana?" tanya Renjun, menggeser tubuhnya agar lepas dari pelukan Jeno dan langsung memeluk Jaemin dengan manja.

"Disini juga denganmu. Tadi malam aku yang memindahkanmu kemari." Jaemin tertawa pelan saat Jeno terlihat kesal dan berusaha kembali memeluk Renjun.

"Aku cuma mau peluk Nana." ucap Renjun dengan tiba-tiba. Kakinya langsung menendang kaki Jeno, meminta Jeno untuk tidak lebih dekat dengannya lagi.

"Aku kan juga mau peluk Injun," Protes Jeno. Jam sepuluh nanti ia harus pergi ke Jepang dan pagi ini adalah kesempatan terakhir untuk memeluk Renjun sepuasnya sebelum Jeno tidak bisa memeluk dan mencium kedua suaminya selama tiga hari kedepan.

"Kalau Injun tidak mau, yasudah peluk aku saja." ujar Jaemin, yang kini dengan perlahan melepas pelukan Renjun dan duduk di tempat tidur lalu pindah ke tengah saat Renjun dengan sukarela bergeser.

"Nanti Injun jangan menyesal ya kalau belum puas peluk Nono tapi Nononya sudah di Jepang." Jaemin tersenyum dan membiarkan Jeno memeluk dan menciumi pipinya berkali-kali.

"Tidak mau nih?" tanya Jaemin, kembali menoleh ke arah Renjun yang hanya diam saja sejak tadi, menonton kedua suaminya berpelukan dan bermesraan.

Jaemin menghela nafas pelan dan mendorong Jeno menjauh dari dirinya lalu mendekati Renjun, menatap Renjun dengan khawatir.

"Kau kenapa sayang?" tanya Jaemin, selembut mungkin. Jeno juga menggeser tubuhnya untuk lebih dekat dengan Jaemin dan Renjun.

"Tidak apa-apa. Memangnya aku kenapa?" Renjun tiba-tiba menurunkan kedua kakinya dari tempat tidur dan duduk memunggungi kedua suaminya. Jaemin menoleh pada Jeno yang hanya menggidikkan bahunya, Jeno juga tidak mengerti kenapa sejak semalam Renjun tampak aneh.

EXPECTING [NORENMIN|NOMINREN | HENXIAOYANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang