41

2.4K 215 77
                                    

Lama tidak jumpaaaaaa
Akhirnya update ini lagi. 🥲
Aku belum bisa banyak update, jadi pelan-pelan ya?

✨Jangan lupa vote dan comment✨

***

"Gegeㅡ" Jaemin langsung terdiam saat Dejun menoleh padanya sembari duduk di atas tempat tidur. Jaemin baru saja selesai mengucapkan selamat tidur dan meminta Dejun beristirahat di kamar tamu.

"Apa Nana ingin mengatakan sesuatu?" Tanya Dejun, menyadari sejak tadi Jaemin terlihat gelisah. Sepertinya ada sesuatu yang ingin Jaemin sampaikan.

" Tidak apa-apa. Nana bisa tanyakan apapun pada Gege." Ujar Dejun kembali. Sejak tadi Jaemin tidak terlalu banyak berbicara padanya. Hanya Renjun yang terus saja bercerita ini itu pada Dejun dan sesekali Jaemin menimpali.

"Nana ingin bicarakan hal yang sedikit lebih serius dengan Gege." Bisik Jaemin yang langsung tersenyum lega saat Dejun menganggukkan kepalanya sembari tersenyum pada Jaemin. Tangan kanan Dejun menepuk-nepuk tempat tidur, meminta Jaemin duduk di sampingnya.

" Uhmm... Iniㅡ ini masalah hubungan Gege dan Dery." Bisik Jaemin, setelah duduk di samping Dejun yang kembali menganggukkan kepalanya.

"Gegeㅡ Gege betul mau menerima pria itu?" Tanya Jaemin dengan hati-hati. Dejun lagi-lagi menganggukkan kepalanya, kali ini dengan senyum pahit yang terlihat dipaksakan.

"Gege tahu kan konsekuensinya?" Bisik Jaemin kembali.

Dejun menghela nafas panjang dan menatap kedua bola mata Jaemin sebelum menganggukkan kepalanya kembali.

"Gege tahu, Na." Jawab Dejun dengan lirih.

"Gege tahu itu artinya Gege harus rela berbagi Yangyang dengan Kun Ge." Bisik Dejun.

"Gege tahu, itu tidak mudah." Dejun tersenyum lebar saat Jaemin terlihat membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu.

"Tapi untuk saat ini, Gege hanya ingin fokus pada kesehatan Yangyang dan Ningning. Kami juga harus mendaftarkan pernikahan dengan segera." Ujar Dejun dengan sangat tenang.

"Nanti kami bisa bicarakan kembali masalah ini setelah Ningning lahir. Nana tenang saja, tidak perlu mengkhawatirkan Gege." Dejun.

***

"Masa cemberut begitu? Hahahahhaha..." Jeno terlihat tertawa pelan dari layar ponsel yang sedang dipegang Renjun.

"Jangan cemberut begitu dong Babanya ddalgi-deul! Ayo mana senyumnya? Appa telephone karena mau lihat senyumnya Baba loh ini." Goda Jeno kembali saat Renjun tidak kunjung tersenyum untuknya.

Renjun langsung semakin cemberut dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca, siap untuk menangis kapanpun.

"Injun mau Nono..." Rengek Renjun kemudian. Kedua ujung bibirnya tetap ditarik kebawah.

"Iya, nanti ya? Dua hari lagi. Oke?" Ujar Jeno yang kini merasa gemas saat Renjun mengedip-ngedipkan kedua matanya dengan cepat. Berusaha untuk tidak meneteskan air mata.

"Nanti Nono bawakan oleh-oleh dari Jepang. Injun mau apa? Nanti Nono belikan." Jeno.

Renjun menggelengkan kepalanya dan Jeno dapat melihat ada setetes air mata yang akhirnya menetes dari ujung mata Renjun.

"Mau Nono..." Rengek Renjun kembali, kali ini menggunakan punggung tangan kanan untuk menyeka ujung matanya yang basah.

"Siapa yang mau Nono? Aku juga mau Nono dong!"

Renjun menoleh ke arah pintu dan mendapati Jaemin yang baru saja masuk ke kamar dengan senyum lebar.

"Ada Nana ya?" Tanya Jeno, setelah mendengar suara yang familiar.

EXPECTING [NORENMIN|NOMINREN | HENXIAOYANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang