12

2.9K 280 41
                                    

Segala kondisi dan informasi/keterangan berbau medis dalam ff ini tidak dapat dipercaya.

✨Jangan lupa vote dan comment✨

***

Renjun menggeser pintu kamar rawat Jaemin dan mendapati Jeno sedang duduk disamping ranjang Jaemin dengan tangan yang menggenggam tangan kiri Jaemin.

"Jaemin belum sadar?" Bisik Renjun, menghampiri Jeno dan berdiri disamping suaminya. Jeno menggelengkan kepalanya dan menoleh pada Renjun.

"Aku sudah memberi kabar pada Mommy, Mama dan Mama Winwin." Bisik Jeno.

"Mommy langsung ke sini, Mamaku juga. Mungkin mereka kesini bersama. Daddy juga langsung kesini dari Beijing. Mama Winwin dan Otousan sore nanti ke Tokyo. Mungkin Mama Winwin baru bisa kesini besok. " Renjun hanya mengangguk mendengar laporan Jeno. Ia sama sekali belum menghubungi orang tuanya. Untung saja Jeno sudah menghubungi mereka.

"Kata dokter bagaimana?" Tanya Jeno.

"Kalau Jaemin sudah sadar dan tidak ada keluhan lagi boleh dibawa pulang. Dia butuh istirahat dulu dan memulihkan kondisi tubuhnya. Perdarahannya mungkin akan benar benar berhenti setelah beberapa hari, paling lama sampai dua minggu." Renjun tersenyum tipis dan meletakkan tangannya di bahu Jeno.

"Penyebabnya? Sudah tahu? Apa karena ditendang Yangyang kemarin? Atau karena Nana terlalu lelah?" Jeno. Renjun menggeleng.

"Sepertinya memang kita belum waktunya diberi momongan. Kata dokter keguguran saat usia janin masih sangat muda seperti ini biasanya karena kelainan dari janinnya sendiri dan mungkin kandungan Jaemin sejak awal sudah lemah." Renjun menyampaikan informasi yang ia dapatkan dari dokter tadi.

"Kita tidak tahu kalau Nana hamil... Kalau saja kita tahu.. Harusnya kita bisa menjaganya dengan lebih baik... " Bisik Jeno yang kini kembali menitikkan air mata dan mencium tangan Jaemin.

"Sudahlah.. Memang sudah takdirnya. Kita harus lebih bersabar... " Renjun menarik Jeno kedalam pelukannya dan menepuk nepuk punggung Jeno.

"Nana sangat ingin anak... Dan kini.. Hiksss..." Jeno mengis sesegukan dan menenggelamkan wajahnya pada perut Renjun. "Tidak apa apa.. Nanti kita usahakan lagi ya? Nanti setelah 6 bulan Jaemin sudah bisa kok ikut program hamil... Nanti kita persiapkan dengan lebih matang agar hal ini tidak terjadi lagi..." Renjun.

Jeno mengangkat wajahnya dan menatap Renjun. "Enam bulan?" Tanya Jeno. Renjun menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

"Kalau Jaemin mau... Setelah lewat enam bukan dan Jaemin sudah pulih, kita bisa bicarakan lagi untuk rencana momongan kita? Kita persiapkan lebih matang lagi kali ini." Renjun. Jeno menganggukkan kepalanya. Yang terpenting sekarang adalah keadaan Jaemin bisa segera pulih.

"Njun.. Daripada Nana, apa kau tidak mau hamil anak kita dalam waktu dekat ini? " Jeno. Renjun berhenti menepuk nepuk punggung Jeno dan menatap kedua bola mata suaminya.

"Jen.. Kita sudah membicarakan ini... Aku belum siap." Renjun. Jeno hanya tersenyum tipis dan kembalibmengangguk.

"Maaf.. Aku hanya bertanya saja. Siapa tahu setelah hari ini kau berubah pikiran.. " Jeno

***

"Ada keluhan tidak? Perutmu masih sakit? Aku panggilkan dokter ya?" Renjun langsung menanyai Jaemin yang baru beberapa menit lalu membuka matanya. Jaemin hanya terdiam, menatap Jeno dan Renjun. Sejak sadar tadi, ia hanya bersuara untuk menanyakan ia ada dimana, dan setelah tahu ia di rumah sakit, Jaemin kembali diam.

EXPECTING [NORENMIN|NOMINREN | HENXIAOYANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang