" lo ketik pinnya "
Mereka sudah sampai di depan apartemen milik jeff. Jeff menatap caca yang sedang diam menatapnya, ia menyuruh caca membuka pintu karena tangannya penuh membawa barang barang sedangkan caca hanya membawa koper saja.
" apa? Cepetan buka lo gak liat tangan gue megang barang banyak?" Tanya jeff sambil berdecak kesal.
" kamu gak kasih tau password nya"
Jeff berdecak kesal. " tanggal pernikahan kita kemarin "
Caca tertegu bagaimana bisa jeff menjadikan tanggal pernikahan mereka sebagai password apartemen miliknya, caca tersenyum kecil saat tau kenyataan itu.
" lo ngapain si diem aja? Lo lupa tanggal pernikahan kita?!"
Caca tersentak saat mendengar suara jeff segera ia membuka pintu apartemen milik jeff. Setelah pintu terbuka, jeff dan caca pun memasuki apartemen milik jeff. Caca memperhatikan sekitar, tidak terlalu besar namun cukup nyaman. Dengan keseluruhan apartemen berwarna putih abu abu.
" di sini ada 2 kamar. Kamar yang satu belum di beresin karena gak pernah di pake rencananya buat kamar anak kita nanti jadi kita sekamar aja" ucap jeff panjang lebar
Pipi caca sedikit memerah mendengar jeff yang menyebut kamar anak kita , apa jeff sudah menerima ia dan bayi ini? Kenapa jeff sangat mempersiapkan itu semua. Caca menghela nafas, semoga kedepannya jeff bisa benar benar menerima ia dan bayinya.
" kenapa sekamar?" Tanya caca sambil menatap jeff yang sedang menata barang barang di kamar mereka.
" kenapa? Lo keberatan?"
" hum, gak.. justru aku yang takut kamu keberatan " ucap caca sambil memainkan jari jarinya, ia cukup grogi saat jeff menatap caca.
Jeff menghela menatap caca yang sedang duduk di kasur. " karena gue takut lo kenapa kenapa kalo tidur sendiri. Awalnya gue emng gak mau terima bayi itu tapi makin ke sini gue rasa emang ini udah jalan hidup gue, jadi mau gak mau gue harus terima bayi itu dan juga lo. Dan gue lagi belajar buat terima bayi itu gue harap lo juga mau belajar terima gue sebagai suami lo " ucap jeff panjang lebar.
Caca mendongak saat mendengar pernyataan jeff, ia sedikit bernafas lega saat jeff mengatakan akan belajar menerima ia dan bayinya tapi di sisi lain ia juga khawatir apa benar jeff akan menerima ia dan bayinya dengan tulus. " iya, aku.. juga akan belajar terima kamu" jawab caca dengan yakin sambil menatap jeff.
.
" ca, lo pulang sama jeff kan?" Tanya risya. Saat ini mereka sedang berada di dalam kelas mereka, mereka sedang membereskan perlengkapan karena mereka abis melakukan simulasi menuju ujian.
" hum, iya sya nanti aku sama jeff kok" jawab caca dengan ragu sebenarnya ia tidak yakin akan pulang dengan jeff atau tidak karena jeff tidak mengatakan apapun dan tidak mengirim pesan apapun.
" yaudah kalo gitu gue duluan ya ca? supir gue udah nunggu" setelah mengatakan itu risya berjalan keluar kelas meninggalkan caca seorang diri.
Caca berjalan menelusuri lorong menuju parkiran sekolah, siapa tau aja dia bisa menemuka jeff di sana. Caca berhenti saat handphonenya bergetar.
Jeffrey.
Lo bisa pulang sendiri kan? Gue ada urusan sama anak anak lascar. Jadi lo pulang sendiri aja.
Caca menghela nafas membaca pesan jeff. Bagaimana ini, uangnya tersisa sedikit sedangkan apartemen jeff terbilang cukup jauh walau tidak sejauh rumah orang tua jeff. Dan caca merasa bahwa ia sangat lemas sejak pagi ia merasa tubuhnya lemas morning sickness nya pagi ini sedikit berat ia sangat mual.
Waktu menunjukan pukul 10 malam.
Caca duduk dengan lemas di pinggir kasur, ia sangat lemas karena sendari pulang sekolah ia mual hingga saat ini. Jeff belum pulang sendari tadi. Sendari pulang sekolah juga caca belum makan apa pun karena ternyata di apartemen jeff belum ada bahan makanan dan ia juga terlalu lemas untuk membeli makanan. Ia ingin menelpon jeff tapi ia lupa manaruh dmn ponselnya. Ia juga sangat lemas untuk mencari ponselnya.
Di sisi lain, jeff sedang berjalan menuju apartemnnya. Ini sudah malam, ia khawatir dengan caca ia takut gadis itu belum makan karena jeff baru ingat jika di apartemennya belum tersedia bahan makanan ia juga baru ingat belum memberi gadis itu uang, ia khawatir gadis itu tidak punya uang. Di tengah perjalann tadi jeff sempat membelikan caca nasi goring semoga saja gadis itu sudah makan Karena cukup lama juga ia meninggalkan gadis itu.
Jeff membuka pintu apartemen, keadaan apartemennya cukup gelap karena hanya lampu di dapur yang di nyalakan sedangkan lampu ruang tv tidak di nyalakan.
Jeff memanggil nama caca saat ia tidak melihat tanda tanda keberadaan caca. Sampai saat jeff memasuki kamar mereka sayup syup mendengar orang yang sedang muntah. Jeff pun segera menyusul caca yang sedang muntah muntah di wastafel kamar mandi.
" jeff?!" caca terkejut saat merasakan tangan seseorang yang terulur memijat tekuknya. Namun caca kembali muntah. Setelah di rasa tidak mual caca pun membasuh mulutnya, namun belum sempat ia berbalik menghadap jeff badan caca lemas sampai ia tidak dapat menopang tubuhnya sendiri.
" ca?! hey! Ca?! lo gpp?! Ca?!" jeff segera menggendong caca menuju kasur mereka.
" aku gpp jeff" jawab caca dengan lirih.
Jeff menghela nafas " kita ke rumah sakit ".
" gak jeff, aku gpp" jawab caca. Belum jeff menjawab lagi pernyataan caca, caca segera berlari lg menuju kamar mandi karena mual spontan jeff pun mengikuti caca dan membantu caca.
" ck ayo ke rumah sakit ca" ajak jeff masih sambil membantu caca.
Setelah caca membasuh mulutnya ia merasa bumi berputar dan segalanya menjadi gelap.
" ca?! hey! Ca?" jeff segera menggendong caca dan membawa gadis itu ke rumah sakit.
T.B.C
YEY TERIMA KASH SUDAH MAU MEMBACA. TOLONG VOTE DAN SHARE CERITANYA. MAAF SEMAKIN GAK JELAS KARENA AKU NULIS MEMANG UNTUK MENGISI LIBURAN AJA. See yu
kalian juga boleh kasih masukan buat aku:)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEET INEFFABLE [ Re-Publish]
RomanceJudul sebelumnya MY SWEET HUSBUND [Publish ulang, penasaran sama kelanjutan? Baca terus ya.] Malam itu, seandai caca tidak mengikuti kemauan temannya, seandainya caca tetap pada pendiriannya untuk tidak ikut risya ke pesta ulang tahun temannya. I...