🍄Luka Tujuh🍄

373 138 134
                                    

"Ketika logika kupaksa untuk pergi, tapi hati meminta untuk tetap disini. Kamu tau, sesederhana itu perasaan ku namun tetap kau abaikan"

____________________________

~🍄'Arhan Albi Pradiksa Mouzen'🍄~
____________________________

🍄🍄🍄

(07)
Happy Reading
_________________________________________

Bell istirahat baru saja berbunyi beberapa menit yang lalu.

Aqilla dan Anisa sedang berjalan menyusuri koridor kelas untuk menuju ke lapangan basket. Mereka hanya berdua karna Aurelia memilih tidur di kelas.

Sebenarnya Aqilla malas tapi karna paksaan Anisa dengan dalih ia ingin memberi minum pada kekasihnya Adnan, Aqilla bisa apa.

Padahal sepanjang jalan banyak pasang mata yang berkeliaran penuh selidik dan kekevoan, untung saja tidak sambil mencibir.

Ditambah Aqilla tau disana pasti ada Arhan secara kan dia kapten basketnya. Mengingat cowo itu bertambah marah sampai tak membalas chat nya karna semalam Aqilla tak membuka ponsel ditambah hal kemarin membuat tingkat kemalasan Aqilla semakin ditanduk saja.

Duh Apalagi waktu di kelas tadi Akbar tidak jauh dari Aqilla,sekarang saja Aqilla bisa bebas karna Akbar lagi kumpul dengan anggota putsalnya dikantin.Walaupun Aqilla tak memiliki hubungan dengan siapa pun tapi rasa tak ingin menyakiti sebelah pihak selalu singgah di pikiran nya.

Bayangkan tadi saja pandangan Aqilla dan Arhan sempat bertemu, tapi dengan cepat Arhan memutuskan nya dan kembali fokus pada ponsel.

Aqilla dan Anisa duduk dibangku penonton,maklum jam istirahat jadi banyak sekali yang menyaksikan apalagi kaum hawa yang lagi cuci mata.

Dasar mata-mata buaya betina. Ingin rasanya Aqilla mencolok tu mata karna melihat Arhan tanpa berkedip, sambil menyoraki nama Arhan.

Arhin semingit Arhin, aki padimi nyenyenye. Aqilla mendumel dalam hati, Lebay sekali kan mereka ini?

Loh ko Aqilla yang sewot.

Ah entahlah.

Aqilla melirik Anisa yang meletakan dua botol minum, pandangan Anisa tak henti mengikuti arah gerak Adnan.

Dasar Anisa bucin Batin Aqilla.

Jujur saja Aqilla sangat tidak nyaman apalagi dalam keadaan Arhan berada dimode marah, lihat saja walaupun Aqilla sesekali memperhatikan nya tapi dia seolah tak mengetahui akan adanya Aqilla, padahal Aqilla tau dia tadi sempat melihat kedatangannya.

Eh tapi kenapa jadi Aqilla yang terus uring-uringan gak jelas sekarang.

"Nanti lo kasih Arhan minum," Anisa mengagetkan Aqilla yang sedang senang dengan dunia imajinasinya.

"Kenapa harus aku? " Tanya Aqilla malas

"Ya ampun, Aqilla lo tau kan Arhan lagi marah nah supaya kembali baik lo harus sedikit perhatiin dia," Kalimat panjang anisa, saat sedang kesal.

"Nanti di kira aku ngasih harapan lagi," Bukan apa-apa Aqilla hanya tak ingin bersikap seolah-olah ia memberi peluang yang belum tentu kepastian nya.

"Niat nyenengin anak orang kan gak ada salahnya," Sepertinya Anisa mulai kesal dengan Aqilla.

"Iya deh Iya," Aqilla harus menurut kali ini, lagipula niat Anisa baik kan.

Akhirnya latihan pun selsai, Anisa langsung lari menghampiri Adnan.

AqillaArhan( Selesai ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang