🍄Luka Tujuhbelas🍄

223 67 52
                                    

"Jika lelah istirahatlah, tubuhmu butuh itu, hatimu juga. Jangan memaksa, apalagi menyimpan nya sendiri,Karna sesekali kamu perlu berbagi"

_______________________

~🍄'Aqilla Putri Huseina'🍄~
_______________________

🍄🍄🍄

(17)
Happy Reading

_________________________________________

Setelah diantar Akbar pulang, Aqilla langsung bergegas masuk ke dalam rumah karna hari sudah semakin sore.

Keadaan rumah awalnya terlihat begitu sepi karna beberapa kali Aqilla mengucap salam pun tak ada yang menjawab. Tapi hal itu tidak berlangsung lama, setelah Aqilla memasuki ruang tamu Aqilla mendengar suara Husen dan Saina dari arah dapur.

Apakah kedua orang tua Aqilla sudah berbaikan? Atau mereka sedang mengobrol?

Semakin Aqilla melangkah masuk semakin jelas suara Husen dan Saina hingga saat Aqilla akan menghampiri tiba-tiba terdengar suara bentakan dari mulut Husen.

"Andai saja bunuh diri dalam islam mendapatkan pahala, sudah dari dulu aku melakukan nya Saina."

Degg,

Tenggorokan Aqilla tercekat secara tiba-tiba begitupun pasokan udara yang juga mulai menipis membuat tubuhnya membeku di tempat.

Apalagi ini ya Tuhan? kenapa rasanya tak kunjung selsai, apa yang sebenarnya terjadi didalam rumah tangga orang tuanya? Apa karna hidup susah,hingga tak ada celah sedikitpun untuk mereka berdamai. Apa ada masalah lain? Mengapa semua ini tak kunjung menemukan titik temu? Aqilla cape ya Tuhan Aqilla lelah,sungguh.

Aqilla tak bergeming sedikitpun karna pikiran nya menerawang jauh pada pertanyaan yang datang bertubi. Karna melamun Aqilla sampai tak menyadari Husen sudah berdiri dihadapan nya dengan sorot mata tajam karna tak mendapat jawaban saat bertanya pada Aqilla.

Plakk

Tamparan keras mendarat dipipi Aqilla, rasa nya pasti perih dan Aqilla yakin pipinya sudah memerah seperti tomat busuk sekarang.

"Kemana saja kamu Aqilla, sore hari baru pulang sekolah hah? " Sekali lagi Husen menampar Aqilla melampiaskan emosi yang masih menyulut tanpa merasa bersalah sedikitpun"kenapa kamu selalu mementingkan pribadi dan sekolah saja?, apa kamu tak kasihan dengan ibumu juga adikmu? Jawab Aqilla? ".

Lagi-lagi Husen membentak, hingga beberapa kali Aqilla terperanjat takut. Kini tubuh ringkih Aqilla juga gemeteran.

Aqilla diam menahan sesak didadanya yang terus menelusup memenuhi relung hati, kepalanya berdenyut nyeri menyisakan bayang-bayang hitam seolah menghantui. Mata yang memerah siap mengeluarkan air tapi Aqilla tahan sekuat tenaga yang tersisa.

Tuhan sungguh Aqilla tidak mengerti lagi? Kenapa Aqilla yang menjadi Sasaran nya kali ini? Padahal Aqilla baru saja pulang sekolah menempuh pendidikan, mencari ilmu agar Aqilla bisa sukses dan membawa perubahan bagi keluarga nya kelak.

Husen terus mengomel dengan bentakan-bentakan yang terus bertubrukan pada Aqilla yang tak tau apa-apa sebelumnya. Aqilla mendongkak menatap Saina yang hanya diam sambil menenangkan aziza.

Setelah Husen diam dan berlalu keruang tamu Aqilla langsung masuk ke dalam kamar, tanpa mengucapkan apapaun, tanpa membuat pembelaan.

Tak selsai sampai disitu ternyata, karna pertengkaran Husen dan Saina semakin menjadi,ditambah suara tangisan Aziza yang kini mendominasi, berpadu padan dengan suara hujan yang mengguyur bumi.

AqillaArhan( Selesai ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang