🍄Luka Duapuluhempat🍄

208 52 54
                                    

" Tolong!!! Setidaknya beritahu aku caranya bertahan meskipun kalian gak bisa ada buat aku"

_______________________

~🍄'Aqilla Putri Huseina'🍄~
_______________________

🍄🍄🍄

(24)
Happy Reading

_________________________________________

"Kenapa gak lo lawan si curut itu?" Tanya Adnan kesal, sambil terus menekan-nekan kain selagi ia membersihkan darah pada luka di sudut bibir Arhan.

Arhan memutar bola mata malas meladeni Adnan yang terus mengomel melebihi ibu-ibu kos yang menagih uang bulanan"Ais lo iklas gak ssih-"kala Adnan menekan kembali luka Arhan"udah-udah."

Adnan menjauhkan tangan nya sambil terkekeh"gue gak punya cita-cita jadi dokter kan, makanya cari ayang biar kalo abis berantem tuh diobatin sama ayang kaya gue."

Tanpa niat membalas ucapan Adnan yang terus menyinggung nya soal ayang, Arhan membaringkan tubuhnya dan menutup mata untuk tidur. Kesempatan emas agar tidak belajar harus Arhan manfaatkan bukan.

"Ke sekolah belajar no, ke sekolah numpang tidur yes?" Adnan terus mengomeli Arhan.

Tok tok tok.

"Siapa lagi yang mau masuk UKS pake ketuk pintu.," Adnan kembali mendumel saat ada yang mengetuk pintu UKS,dengan gerakan santai ia mulai melangkah untuk membuka pintu.

Ceklek,

"Lo,"

Saat mengetahui siapa yang datang Adnan langsung menutup kembali pintu UKS tapi gerakan nya terhenti saat tangan cewe itu menahan nya.

"Nan,"

Adnan keluar menutup rapat pintu UKS"mau ngapain? "tanya nya dingin tanpa menatap lawan bicara.

"Arhan gapapa?" Tanya cewe itu, dengan hati-hati bahkan terdengar seperti orang yang sedang ketakutan.

"Gak usah so peduli qill," Balas Adnan.

Yah orang yang ada disamping Adnan itu adalah Aqilla. Tadi setelah kejadian di kelas Aqilla langsung mencari Arhan, lupakan dengan apa yang terjadi ia hanya kwatir dengan cowo itu apalagi saat tau salah satu penyebab Arhan terluka adalah dirinya.

Flashback on

Aqilla sedang duduk di bangku paling belakang di kelas nya, ia menenggelamkan kepala dengan mata tertutup. Tapi kegiatan nya terganggu saat Anisa menggebrak meja dihadapan nya.

"Arhan berantem sama Akbar dilapangan basket dan penyebab nya lo, tapi lo asik-asikan tidur, " Anisa berucap tanpa peduli keadaan sekitar, ia hanya muak dengan apa yang terjadi pada mantan teman nya itu.

Aqilla mendongkak memaksa mata agar terbuka sempurna dan meyingkirkan rasa pusing yang tiba-tiba melanda. Ia mencerna kata-kata Anisa, sungguh bukan kah Aqilla tidak melakukan apa-apa bahkan ia tak berkomunikasi dengan keduanya sudah lama.

"Gak usah ngerasa jadi korban, padahal lo pelaku qill, " Tambah Anisa lagi saat Aqilla tak juga merespon nya.

"Aku harus ngelakuin apa?" Akhirnya ia membuka suara.

"Cih, pisahin mereka lah."

"Oke."

Aqilla kemudian beranjak, ia tak mau memperkeruh keadaan. Ia juga tak bisa lama-lama berdepat dengan kedua sahabatnya. Ralat teman yang menjauhi nya.

AqillaArhan( Selesai ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang