🍄Luka Sebelas🍄

260 99 52
                                    

"Sebab bahagia dan terluka itu tidak bisa bertahan sendiri. Untuk sesuatu yang seharusnya terjadi sekali-sekali, mereka seperti sengaja terjadi diwaktu yang sama".

_______________________

~🍄'Aqilla Putri Huseina'🍄~
_______________________

🍄🍄🍄

(11)
Happy Reading
_________________________________________

Malam ini Aqilla kembali dipertemukan dengan hening nya malam,dingin nya semilir angin menembus sampai ketulang apalagi saat dalam perjalanan tadi. Walaupun sudah dibalut dengan hangatnya jaket pemberian seseorang. Tapi tetap rasa dingin nya tak hilang hanya saja sedikit berkurang.

Langkahnya kini sudah sampai di depan halaman, dengan segurat senyum tanpa dibumbui kepalsuan. Ada sedikit rasa bahagia yang menjalar ketika mengingat hal yang baru saja terjadi.

Flasback on

Setelah Arhan mengomel sedikit panjang,suasana hening kembali menyelimuti keduanya. Tapi sebuah tangan terulur memberikan jaket putih tebal yang wanginya menguasai indra penciuman.

Wangi khas Arhan yang sangat maskulin.

"Pake."

Seperti biasa tak akan ada basa-basi sama sekali, karna setiap kata yang keluar dari mulut nya itu selalu dibuat menjadi sebuah pernyataan.

"Gak usah han."

Walaupun sebenarnya ingin sekali Aqilla memakainya, tapi sebentar kita tunggu dulu apakah cowo disamping nya ini akan membujuk atau mungkin akan menyimpannya lagi ke jok belakang.

Menurut Aqilla opsi kedua yang benar.

"Gue bilang pake ya pake Elah," Ucap Arhan sambil membagi fokus dengan jalanan"diluar udaranya dingin, gue gak suka lo sakit."

Dugaan Aqilla ternyata meleset.

Aqilla menariknya kedalam pangkuan kemudian memakainya secara perlahan.

Hangat, harum dan lembut dan pas di badan Aqilla.

"Makasih," Ucap Aqilla setelah selsai memakainya.

Tapi tunggu bukan nya yang sekarang disamping Aqilla ini seorang cowo tapi mengapa jaket yang dipinjam kan nya jaket seoarang cewe. Apakah dia meminjam punya ibunya, atau adiknya.

"Han kamu nyuri jaket siapa ini? " Tanya Aqilla penasaran.

"Sembarangan lo walaupun gue miskin gak modal banget kalo nafkahin lo dari hasil nyuri," Jawab Arhan.

Aqilla geli sendiri mendengarnya. Apalagi Arhan kembali merendah rasanya Aqilla ingin meledek saja. Kata miskin sangat tidak cocok dengan keadaan Arhan.

Jika Ayahnya mendengarnya mungkin saja Arhan akan dihapus dari pemilik hak waris seluruh kekayaannya.

"Gue sengaja beli itu kemarin buat lo, karna setiap lo ngerepotin gue lo pasti kedinginan," Arhan menghirup oksigen sebentar"tenang, udah gue cuciin, lagian lo gak nurut pas gue nyuruh jangan pernah ninggalin jaket."

Kalimat Arhan sedikit tak enak didengar apalagi di sana ada kata 'merepotkan' tapi sunggu ketulusan serta pengorbanan nya membuat Aqilla yakin sebenarnya itu hanya pengalihan saja untuk menutupi kekwatirannya.

AqillaArhan( Selesai ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang