🍄Luka Tigapuluh🍄

249 41 41
                                    

"Ayoo kita ciptakan kebahagiaan, biar tidak ada waktu untuk merasa kesakitan"

____________________________

~🍄'Arhan Albi Pradiksa Mouzen'🍄~
____________________________

🍄🍄🍄

(30)
Happy  Reading
_________________________________________

Ceklek.

"Astagfirullah, Arhan ngagetin," Ucap Aqilla saat membuka pintu rumah.

Arhan hanya tersenyum tipis"lo gak asik."

"Hah gimana? "

Arhan melipat kedua tangan nya didepan dada kemudian menyenderkan diri didinding sebelah pintu"gue belum ngetuk pintu, udah dibuka aja."

Aqilla memutar bola mata"kan emang udah waktunya berangkat sekolah,-"Aqilla menutup pintu kemudian menguncinya.

"Ayoo berangkat, " Aqilla menarik ujung jaket Arhan.

"Gue gak ada bilang mau jemput lo," Balas Arhan sambil tertatih karna ditarik paksa oleh Aqilla.

Aqilla berdecak"yaudah,"dia melepaskan cekalan nya kemudian melangkah lagi.

"Heh, gue bercanda, " Arhan menyeimbangi langkah Aqilla kemudian mengacak Pucuk kepala Aqilla gemas.

Aqilla hanya mengangguk, tapi setelah nya langkah nya berhenti"sebentar, -"Aqilla berbalik menatap Arhan"mmmm kamu gak pake... "Aqilla ragu mengatakan nya.

Arhan yang paham pun menjawab"gue sengaja mau nemenin lo jalan kaki berangkat ke sekolah."

Mata Aqilla berbinar" Seriously? "

Arhan mengangguk"tapi kaki lo gimana? "Arhan melirik kearah kaki Aqilla.

" Kamu kan bisa gendong aku,"Aqilla menjawab sambil tertawa dan melanjutkan langkahnya.

Arhan tersenyum, ia hanya tidak habis pikir. Aqilla bisa sebahagia itu hanya dengan ditemani jalan kaki waktu berangkat sekolah.

Pagi ini pagi yang cerah karna matahari sudah nampak ke permukaan, di atas langit benar-benar membentang dengan warna biru tidak ada sedikitpun awan putih yang menghiasi. Hiruk pikuk perjalanan dan aktivitas sejuta umat manusia di pagi hari menghiasi kebahagiaan dua pasang remaja yang berbeda jenis itu.

Sepanjang jalan Arhan dan Aqilla tertawa bersama, mereka benar-benar tertawa bukan lagi tersenyum atau tawa dengan kepalsuan. Keduanya saling mengejar saling merangkul, saling berpenggangan erat, dan saling berbagi kata seolah dunia memang benar-benar milik berdua, seolah tidak ada lagi hari esok untuk keduanya.

"Elah?" Panggil Arhan saat Aqilla ada digendongan nya.

Aqilla memiringkan kepalanya agar dapat melihat wajah tampan Arhan di pagi hari"iya? "

"Jadi kita sekarang gimana? " Tanya Arhan sambil melangkah dan sesekali melirik kearah Aqilla.

"Maksudnya?" Aqilla menaikan sebelah alis.

AqillaArhan( Selesai ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang