🍄Luka Duapuluhtujuh🍄

212 47 28
                                    

"Ini tentang orang yang tenggelam dan nahkoda yang tidak berbaik hati untuk menolong"

_______________________

~🍄'Aqilla Putri Huseina'🍄~
_______________________

🍄🍄🍄

(27)
Happy Reading

_________________________________________

Dug,

"Eh sorry sorry gue gak sengaja sumpah,"ucap seorang cowo sambil membantu membereskan belanjaan perempuan yang ia tabrak barusan.

Cowo itu merutuki kebodohan nya karna bermain ponsel saat sedang berjalan kaki.

Sedangkan perempuan itu masih terduduk di atas aspal, memegangi kakinya yang sedikit nyeri.

Saat kedua nya mendongkak, keduanya saling menatap datar tanpa ekspresi.

"Bucin nya Arhan? "

"Alwi? "

Ucap kedua nya bersamaan.

Menyadari kecanggungannya Aqilla beranjak, tapi saat akan berdiri ia meringis pelan menahan kakinya yang luar biasa sakit. Alwi yang melihat itu buru-buru membantunya, karna bagaimana pun itu salahnya.

"Lo jalan ngelamun ya? , nyampe bisa terkilir kaya gini, "tanya Alwi sambil memapah Aqilla untuk duduk di troktoar jalan.

"Kamu jalan mainin ponsel," Jawab Aqilla dengan nada jengkel.

"Ya maaf, lagian gue gabut."

Aqilla hanya memutar bola mata malas, setelah duduk ia menselonjorkan kedua kaki nya.

"Mau ke rumah sakit? " Tanya Alwi kemudian berjongkok untuk melihat kaki Aqilla. Sedikit parah ternyata selain membiru juga berdarah karna mungkin tergores aspal.

Aqilla menggeleng"aku gapapa, nanti dipakein obat merah juga sembuh ko."

"Iya kalo lukanya, tapi ini kan terkilir."

Aqilla diam tidak menjawab.

" Gue telpon si Arhan ya? "Alwi langsung mengambil ponsel nya yang tergeletak tidak jauh dari tempat nya kini.

" Eh ngapain? "Aqilla menahan lengan Alwi.

" Arhan selain tukang bucin, dia juga tukang urut."

"Aku gak mau."

"Hey terus kaki lo gimana?" Jujur saja Alwi masih merasa bersalah.

"Nanti aku bisa panggil tukang urut di rumah."

"Eh kalo manggil tukang urut gue harus bayar, kalo sama si Arhan mah gratis."

"Aku gak minta dibayarin kamu."

Lagi-lagi Alwi mendengus" Yaudah gue anter lo balik sekarang, ayo,"Alwi memutar tubuhnya membelakangi Aqilla.

"Ngapain? " Aqilla bertanya.

"Ck gendong lo lah, cepet gue gak mau dihantui rasa bersalah, tenang aja gue masih waras buat gak nikung temen,"Alwi kemudian menepuk -nepuk pundak nya, memberi isarat agar Aqilla cepat beranjak.

" Rumah aku udah deket ini, "Aqilla masih diam diposisi nya, bukan apa-apa ia malu jika harus digendong Alwi.

"Justru itu, karna udah deket jadi gue mau gendong lo kalo jauh mah ogah."

AqillaArhan( Selesai ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang