🍄luka Satu🍄

1.8K 254 333
                                    

"Coba Rasakan sebenarnya luka terberat tidak bertitik dimasalah retaknya cinta tapi bertumpu di renggang nya keharmonisan keluarga"
_____________________

~🍄'Aqilla Putri Huseina'🍄~
_____________________

🍄🍄🍄

(01)
Happy Reading
_________________________________________

Jika dibiarkan luka dihati gadis itu akan semakin menggangga, ingin di obati tapi Aqilla sadar ia tidak bisa melakukan apa-apa. Sabar lagi, menerimanya lagi, diam lagi, berapa kali lagi Aqilla akan seperti ini? Lelah? Tidak usah ditanya ia sudah sangat lelah, jika boleh.Biarkan Aqilla putus asa saja, tapi sepertinya tanggung Aqilla masih bisa bertahan untuk menggenapkan waktu lukanya menjadi sepuluh tahun.

Bukan. luka yang baru tertoreh bukan disebabkan karna urusan cinta, bukan patah karna ditinggalkan sang pujaan hati,bukan rapuh karna masalah persahabatan.

Lebih tepat nya belum saja, tidak tau jika nanti mungkin luka karna semua itu pun akan terkupas seiring berjalan nya alur yang tak terukur.

"Mah," Ucapnya lirih ingin sedikit melakukan pembelaan saat pekerjaan yang baru saja Aqilla tuntaskan masih dipandang salah oleh ibunya.Bahkan jika diperhatikan rasa lelah sudah sangat ketara di wajah mulusnya,ditambah guratan hitam dibawah mata sangat sedikit mengganggu.

"Sudah memang kamu tidak pernah benar saat mamah perintah.tidak berguna," Bentakan itu terdengar nyaring memenuhi gendang telinga,tatapan matanya tajam sampai menghunus hati yang dirasa lembut.

Seperkian detik tangan nya yang lentik dan terurus mengambil alih secara paksa pekerjaan gadis itu.Mendorong tubuh ringkih untuk menjauh kemudian menghentakan pakaian-pakaian tak berdosa sambil terus mendumel dengan caci maki bagai musik yang mengalun indah diudara.

Aqilla tidak pergi ia diam berdiri memperhatikan setiap gerak gerik yang diyakini perempuan di hadapan nya itu ibunya bukan ibu tirinya.

lihat bahkan Aqilla rasa apa yang ia lakukan tadi beratus-ratus persen sangat sama, dengan apa yang dilakukan ibunya kini.

Memang pada kenyataan nya siapapun tidak bisa mengelak bahwa anak tidak akan pernah menang jika melawan orang tua, sebenar apapaun itu tidak akan berpengaruh pada kodrat orang tua dan anak.

Helaan nafas berhembus menuntunnya untuk melakukan pekerjaan rumah yang lain seperti membereskan rumah, menyapu, mengepel, dan membersihkan halaman.

Berkali-kali Aqilla mengusap keringat dengan punggung tangan nya yang mulai membasahi pelipis dahi bahkan hampir seluruh permukaan wajahnya,apalagi di hidung mancung nya.Entah kenapa keringat sangat senang berdiam diri disana, ia berjalan gontai menuju kursi kayu yang memang di sediakan di halaman rumah. Ia berniat istirahat sejenak untuk mengatur nafas yang hembusan nya mulai tak teratur.Tapi sepertinya waktu tidak berpihak padanya karna ibunya datang dari arah dapur untuk menjemur cucian tadi.

Aqilla buru-buru berdiri, bergegas menghampiri pekerjaan yang sempat ia tunda. Tapi teguran halus kembali menyapa"Kalo hanya sebatas membereskan rumah mamah juga mampu melakukan nya." Sepertinya itu tidak bisa dikategorikan teguran, ah Aqilla melupakan nya itu memang bukan teguran melainkan sindiran yang memang ditujukan kepadanya.

Diam Aqilla hanya mampu diam.mulutnya mengunci rapat, tak ingin membantah atau memperpanjang karna semua itu sudah seperti makanan sehari-hari untuknya.

Mari bandingkan saja jika perlu, pekerjaannya dengan pekerjaan ibunya yang telah terselsaikan maka hasil nya akan jelas jauh berbeda.

Sudah biasa hanya kata itu yang terlintas di benak nya, dengan rasa malas Aqilla beranjak menuju dapur untuk melaksanakan serangkaian ritual mandi dan makan.

AqillaArhan( Selesai ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang