-17. Tragedi Kecelakaan

277 21 0
                                    

Dengan cepat Zahra memasuki mobil dan menutupnya dengan sangat kuat. Air mata kini di loloskan kembali dari tempatnya.

"Gue gak normal kalo liat kaya gini terus gak sedih, apa gue salah kalo gue udah nangis kaya gini?" Zahra memukuli kemudi mobilnya.

"Gue harus gimana? Gue harus diem terus kaya gini? Ya Tuhan, kenapa gue harus ketemu Deven sih, dan kenapa hati gue mau ada buat Deven" Zahra memegangi rambutnya frustasi.

"Harusnya gue gak bisa marah, gak bisa cemburu, tapi kenapa hati gue maksa buat cemburu, sakit!" Zahra terus menangis dan memegangi dadanya yang semakin sesak.

"Hiks... Emang Cinta gak salah, memang kita yang terlalu memaksakan, bodohnya gue! GUE BODOH BANGET!!" teriak Zahra di kalimat terakhir.

Setelah beberapa detik tangisnya mereda, ia memutuskan untuk bergegas pulang ke rumah.

Di sepanjang jalan, hanya ada tangis yang menghiasi dalam mobil. Zahra masih saja menangis, menangis, dan menangis.

"Gue mau benci sama lo, tapi gue gak bisa, kita bukan siapa siapa, saat ini gue gak mau ganggu acara lo, karna saat ini pasti lo lagi disinari cahaya matahari, sedangkan gue? Awan mendung yang selalu ada buat gue" Zahra terus memukul kemudi mobilnya.

Saking lelah matanya, kini mata Zahra terasa letih untuk menangis, sampai sampai ia tak melihat ada truck oleng yang melintas dari lawan arah.

TIINNN.....!!!

"AAAAAAAA!!!" teriak Zahra.

BRAK.....

Mobil Zahra terpental dan menghantam pohon, banyak asap di sekitar mobil tersebut.

Banyak warga yang melihat kejadian tersebut akhirnya bergegas menolong Zahra. Kondisinya benar benar buruk, bahkan sangat buruk.

Dahinya yang banyak mengeluarkan darah, hidungnya, mulutnya, bahkan kakinya semakin memar, begitu juga tangannya yang penuh goresan serta darah.

"Eh, ini dicek, masih hidup gak?" tanya salah satu warga, dan mengecek apakah Zahra masih terselamatkan?

"Alhamdulillah mbaknya masih hidup, tapi detak nadinya melemah" ucap warga tersebut. Ya! Zahra wanita kuat, pasti ia akan bertahan hidup. Tak peduli cobaan apa yang menghantam.

"Eh itu ponselnya, coba telpon salah satu orang, siapa tau ada yang bisa nolong" warga tersebut mengambil ponsel Zahra.

"Kita bawa ke rumah sakit dulu baru kita telpon keluarganya, nadinya benar benar melemah" ucap seorang bapak bapak. Mereka menelpon ambulan.

Dengan cepat ambulan datang dan membawa Zahra menuju rumah sakit, agar cepat di tindak lanjuti.

Ada dua warga seperti suami istri yang menemani Zahra, mereka membuka ponsel Zahra, di sana terdapat nama Rangga, karna terkhir Rangga yang menelponnya

Rangga calling....

Rangga: Halo Zah, kenapa?

Zahra: Ini temannya mbak yang punya ponsel?

Rangga: Loh, ini siapa? Iya saya temannya.

Zahra: Mbak yang punya ponsel tadi kecelakaan, kita baru sampai rumah sakit, ini sudah di tangani oleh dokter, kondisinya sangat parah, detak nadinya melemah.

Rangga: Ya ampun Zahra, terus Zahra sekarang di rumah sakit mana?

Zahra: Mbaknya ada di rumah sakit Jakarta Medika, Masnya datang aja.

DEVEN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang