-14. SMA NUSA BHAKTI

216 23 2
                                    

Hari ini memang sudah pagi, dengan udara yang sejuk, dan masih ada embun pagi. Namun, pagi ini menjadi pagi yang sangat menyebalkan.

Tau kenapa? Karena ada pertandingan basket mendadak! Atau pertandingan mendadak, membuat seluruh siswa team basket ikut mendadak menjadi malas.

Kini Deven dkk dan Zahra dkk sedang duduk di kantin, membicarakan perihal basket.

"Kalian masih gak semangat? Kan kemarin Zahra udah semangatin kalian" ucap Katya sambil melirik wajah mereka satu persatu.

"Tiba tiba kita takut gak ada harapan menang" Rangga mengekspresikan wajah berfikirnya. "Ada! Pasti ada! Ayolah, kita sepakat buat semangat dan menang" ucap Eliza mengumpulkan semangat mereka.

"Kalian gak cuma sekali tanding dadakan, lagian kalah menang kan sama aja, kalo kalian kalah, itu wajar, kita semua gak bakal nyalahin kalian, ini emang cobaan team basket kita" jelas Zahra.

"Dasar Pak Alex! Bikin cowo cowo melow" jealous Ara. "Gak ada yang salah, Ara. Kita sama sama berjuang, lagi pula Pak Alex udah minta maaf, kalian gak gantleman! Kalo nyerah gitu aja" ucap Zahra.

Cowo cowo tersebut melirik satu sama lain. "Semangat oke!" Zahra mengepalkan ke atas tangannya, pertanda memberi api semangat, agar memebara di jiwa para cowo cowo tersebut.

Mereka mengangguk. "SEMANGAT!" mereka menirukan gerakan Zahra, kini muka muram berubah menjadi gelak tawa. Namun tidak untuk Deven.

Jika ditanya mengapa tidak untuk Deven? Jawabnya Deven tetaplah Deven.

"Senyum kek, sekali aja" bisik Zahra pada Deven. Deven mengerutkan keningnya. "Gue nyuruh senyum, bukan heran" Zahra terikik

Jarinya memaksa bibir Deven, agar menekuk ke atas. Deven hanya diam, tak peduli.

Zahra tertawa lepas. "Senyum, atau gue cubit?" tanya Zahra.

"Dasar aneh" gumam Deven. "Dekubu ih, senyum ayo!" paksa Zahra.

Deven kini sedikit tersenyum. "Gitu aja lebih dari cukup Dev" Zahra tertawa.

"Ciee... Cie... Hmm! Ada orang ada orang, ini orang, bukan pajangan boneka Annabelle" ucap Eliza

"Hih! Di datengin tau rasa lo" Ara bersikap seperti merasa merinding.

"Udah sana! Kalian ganti baju, kita para cewek langsung ke lapangan" Zahra bangkit dan mendorong bahu para cowo cowo tersebut.

"Iya sabar cemut, yaudah kita ganti baju dulu ya, kalian langsung ke lapangan, jangan lupa semangatin paling kenceng, sebut nama kita, biar makin semangat, ya gak?" Rangga menyenggol bahu Kevin yang berada di sebelahnya.

"Yoi dong, pasti cewe cewe dari team lawan kita pada fokus ke babang Kevin" Kevin membenarkan kerah seragamnya.

Spontan Ara menginjak kaki Kevin. "Haduhh, dari tadi banyak bicara, kapan gantinya hmm? Bucin terus ya" Ara semakin menekan pijakkannya.

"Ehh Ra Ra, sakit Ra" Kevin memegangi kakinya yang terkena pijakan Ara. "Rara? Nama gue Ara! Bukan Rara" ucap Ara jealous dan melepaskan pijakkannya.

"Sukurin loh, kena imbasannya kan lo? Jangan ganjen, nanti kaya Gladis loh" Rangga tertawa lepas, menertawakan Kevin.

"Ih! Jijik gue, gue bercanda, kan dihati gue cuma Ara seorang" Kevin menaik turunkan alisnya, membuat Ara menahan jengkelnya terhadap Kevin.

Mereka tertawa, hingga lupa bahwa mereka harus segera siap siap.

"Udah?" potong Deven di sela sela tertawa mereka, mereka kini diam. "Yaudah ayo" Reza mendorong tubuh kedua sahabat resenya, disusul oleh Deven.

DEVEN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang