28. Belajar kelompok

187 17 2
                                    

Deven berjalan menuju arah mobilnya, ujian hari pertama telah berakhir, kini tinggal menuju hari kedua sampai selesai. Deven memasuki mobilnya dan menyalakan mesinnya.

Saat ingin menjalankan mobilnya, ia hampir saja menabrak seorang wanita di depan mobilnya, yang tak lain adalah Zahra yang baru saja ingin melewati mobil Deven. Deven membuka pintu mobilnya dan berlari ke arah Zahra yang sudah menutup mukanya.

"Lo gak papa?" tanya Deven saat melihat Zahra sedikit ketakutan. Zahra membuka matanya dan bernapas lega. Untung saja dirinya tak tertabrak mobil Deven.

"Iya gue gak papa, maaf gue mau ke mobil gue, jadi gak liat kalo mobilnya udah mau di jalanin, sama gue gak denger mesin mobil lo" ucap Zahra.

"Gue yang maaf" ucap Deven, Zahra menggeleng. "Gak papa, kalo gitu lewat aja, gue juga mau pulang" Zahra berlari ke arah mobilnya, dan segera pergi pulang.

Deven menatap kepergian Zahra, setelah itu ia juga ikut menjalankan mobilnya dan pergi ke arah jalan pulang.

°°°

Zahra memasuki rumahnya dan melempar tasnya ke arah sofa. Ia berjalan ke arah kamar Mama.

"Mama!" panggil Zahra saat sudah memasuki kamar Mama. Mama menatap Zahra dengan tatapan bingung.

"Kenapa Zahra" tanya Papa. Zahra terkejut saat ada Papanya.

"Papa gak kerja?" tanya Zahra. Papa menggeleng. "Kantor cuti tiga hari" jawab Papa. Zahra mengangguk.

"Ma, nanti temen temen Zahra mau ke sini, tapi gak cuma Eliza, Katya sama Ara, temen temennya Deven ikut juga, termasuk Deven" ucap Zahra.

"Tumben semua di ajak ke rumah" tanya Mama penasaran.

"Mau belajar kelompok, Ma" jawab Zahra.

"Belajar kelompok atau ada hal lain?" tanya Papa menggoda. Zahra menatap Papanya dengan tatapan horror

Papa tertawa dapat menggoda anak sulungnya. Zahra memutar bola matanya malas.

"Boleh sayang, asal kalian bener bener belajar itu gak papa, karna kalian juga lagi ujian kan, jadi harus semangat" ucap Mama. Zahra memeluk Mamanya.

"Makasih Mama" Zahra mencium pipi Mamanya. Mama mengangguk.

Zahra keluar dari kamar Mamanya, mengambil tasnya dan berjalan menuju kamar.

Zahra mengganti pakaiannya dengan pakaian santai sehari hari. Ia berjalan ke atas kasur dan memainkan ponselnya.

Ia harusnya pulang awal karna ujian, namun tadi ada teori tambahan yang membuatnya harus pulang jam dua siang.

Hari ini Zahra memikirkan kejadian tadi waktu di kelas, tanpa melihat sekelilingnya, Deven dengan berani memeluknya. Seperti bukan Deven yang seperti biasanya.

Dirinya selalu tersenyum saat memikirkan kejadian tadi pagi. Pagi itu adalah hitungan pertamanya ia pernah di peluk oleh Deven.

Ponselnya berdering dan tertera nama Gibran di sana. Zahra juga memikirkan bagaimana kondisi Gibran saat ini. Ia mengangkat panggilan dari Gibran.

Gibran: Hai Zahra.

Zahra: Hai Kak, kakak oke kan?

Gibran: Gue? Gue oke oke aja, kenapa?

Zahra: Enggak sih, eh Kak, Zahra mau cerita.

DEVEN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang