-3. Buku Catatan

602 44 0
                                    

Pagi ini Zahra bangun lebih awal, karna hari ini ada pelajaran tambahan yang membuatnya harus bangun awal. Sibuk mencari jas warna biru dongker nya dan akhirnya ketemu, ia turun ke bawah untuk sarapan.

Saat sampai di bawah ternyata Mama dan Papa sudah menunggunya.

"Pagi Zahra," sapa Papa yang menyeruput sedikit kopinya.

"Pagi Papa." Zahra menghampiri Lita yang sedang digendong Mama.

"Sini Ma," Mama memberikan Lita pada Zahra, kemudian menciumi pipi bulat Lita. Sesekali mencoel idung kecil milik Lita.

"Ada jam tambahan nak?" tanya Mama. Mama tau jika Zahra bangun lebih awal pertanda di kelasnya akan ada jam tambahan.

"Iya Ma. Mama ga usah nyiapin sarapan Ma, ntar Zahra makan di kantin aja," Zahra memberikan Lita pada Mama.

"Loh kenapa?"

"Nanti abis jam tambahan masih ada waktu buat ke kantin, Ma." Zahra bersiap membalut seragam putihnya menggunakan jas berwarna biru dongker.

"Yaudah deh kalo gak mau makan, asal nanti di sekolah tetep makan ya nak," Mama mengusap lembut pipi Zahra.

"Iya Ma, yaudah aku berangkat ya Ma," Zahra salim dengan Mama dan Papanya. Zahra berangkat dengan ketiga sahabatnya.

°°°

"Zah, lo yang nyetir ya, tangan gue pegel, sayang." Katya melempar kunci mobilnya ke arah Zahra. Alhasil dia lah yang nyetir mobil tersebut.

"Oiya, gimana?" tanya Eliza yang duduk tepat di belakang kursi mobil Zahra

"Apa?" ucapnya, masih fokus nyetir

"Deven lah, gimana perasaan lo saat ini?" Eliza memajukan badannya, membenarkan posisi duduk agar terasa nyaman.

"Perasaan? Haha perasaan apa? Gak ada. yang ada mah penasaran," menengok sekilas ke arah Eliza

"Ihh, bohong banget. nih ya lo bilang nya nggak ada perasaan cuma penasaran, ntar lo lama lama penasaran jadi sayang loh. Daripada kelamaan penasaran mending perasaan, keburu diambil kan sayang," cerocos Ara sambil menunjuk ke arah Zahra.

"Gue gak tau kalo masalah perasaan."

"Haduh! Ni anak belom pernah jatuh cinta sih," ucap Katya yang sedari tadi fokus pada ponsel'nya.

"Emang lo udah?"

"Udah, sama Reza. Ihh dia tu ganteng banget, makan apa sih dia?" Katya memeluk ponselnya dan yang lain hanya bergidik

°°°

Zahra dan ketiga sahabatnya turun dari mobilnya dan menutup pintu mobil. Di sana berpapasan dengan Deven dan ketiga temannya juga.

"Eh Zah! Deven tuh." Eliza menyenggol Zahra yang sedang mengunci pintu mobil.

Zahra pun menengok ke arah Deven dan para sahabatnya itu yang sedang asik menyantap bakso goreng. Kecuali Deven yang sedang menatap balik ke arah Zahra. Mata mereka terkunci selama 5 detik, akhirnya mereka tersadar karena Eliza menyenggol bahu Zahra.

Di sisi lain, Rangga hanya di kacangi oleh Deven karna dari tadi ia menawarkan makanannya ke Deven. Selama ini jika makanannya di ambil oleh Reza mau pun Kevin, Deven lah yang memberi makanannya untuk Rangga.

"Dev, lo liatin Zahra mulu. Gue nawarin nih, mau gak?" Rangga memajukan sedikit bibirnya sembari menyodorkan satu bakso goreng. Ditatapnya dengan bibir melengkung pada bakso itu.

"Ganggu aja si lo, biarin aja Deven PDKT ama Zahra. Lo sirik aja," Kevin menonyor kepala Rangga.

"Ya kan niat gue baik, Kev." Rangga masih memajukan bibirnya.

DEVEN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang