-22. Thanks Gibran

171 18 0
                                    

Jam pelajaran telah berakhir, Zahra berjalan bersama Katya, Zahra mengantarkan Katya sampai depan gerbang, Katya membawa mobil sendiri, Eliza dan Ara sudah pulang duluan.

"Zah, bisa minta tolong nggak?" tanya Katya, Zahra mengangkat alisnya menatap Katya.

"Gue minta tolong, lo anterin gue, badan gue masih gak enak, gue takut oleng" jelas Katya.

Zahra menjadi gugup, pasalnya ia masih sedikit trauma dengan apa yang terjadi saat itu.

"Ha...hah? M...mak...sud lo, gu...gue?" tanya Zahra gugup. Katya mengangguk cepat.

'Kat, gue bener bener masih takut, tapi lo juga temen gue'

Zahra menghembuskan napasnya, menatap takut ke arah Katya. Zahra bingung, jika nanti akan terjadi lagi bagaimana? Tapi kalo nolak, dirinya merasa tak enak dengan Katya. Ia merasakan hal seperti ini, mungkin karna Zahra baru setengah sembuh, jika sudah sembuh total, pasti ia akan mengabulkan permintaan kawannya itu, ingat! Zahra hampir meninggal waktu itu.

"KATYA!" teriak seseorang dari arah belakang mereka, ternyata itu adalah Reza.

Reza, Kevin, Rangga, dan Deven mendekati ke arah Katya dan Zahra sedang berbincang.

"Ngapain? Yang lain udah pada pulang tuh" Reza menunjuk murid murid yang keluar dari pagar.

"Gue minta anterin Zahra pulang, gue masih gak enak badan, tapi Zahra mau atau enggak, dia belum jawab" Katya menatap ke arah Zahra.

Muka Zahra sudah menegang, keringatnya sudah bercucuran, ia masih takut, nanti akan menyakiti sahabatnya.

"Gimana cemut?" tanya Kevin yang ikut menatap Zahra. Zahra mendengar suara truk saja bahkan merasa takut, karna keadaannya belum pulih.

"Zahra, jangan diem aja, mau atau enggak? Kalo enggak, gue bisa sendiri" ucap Katya.

Deven menatap Zahra, dan Zahra pun menatap Deven dengan raut wajah sedihnya. Deven yang melihat wajah Zahra, kini menjadi bingung.

'Dia butuh gue?'

Deven merasa, Zahra butuh teman untuk menceritakan sesuatu, bisa dilihat dari ekspresinya sendiri. Katya tiba tiba teringat akan kecelakaan Zahra waktu itu, sungguh ia merasa tak enak hati pada Zahra.

"Zah, gue pulang sama Reza aja ya" ucap Katya sambil tersenyum. Zahra terkejut.

"Nggak jangan, yuk sama gue aja" ucap Zahra terburu buru, Katya tertawa.

"Maafin gue ya, gue bener bener lupa" Katya memeluk Zahra, Zahra membalas pelukkan Katya.

"Kita duluan" ucap Reza, mereka mengangguk.

"Hati hati, men" ucap Kevin, Reza mengangguk.

Deven menarik Zahra ke taman belakang sekolah, Rangga dan Kevin heran, namun biarkan, mungkin mereka ada urusan.

Zahra menatap bingung ke arah Deven, mengapa Deven membawa dirinya ke taman sekolah.

"Cerita" ucap Deven, Zahra tak paham maksud Deven.

"Cerita apa?" tanya Zahra. "Tadi" balas Deven. Zahra mengangguk paham.

"Gue gak enak sama Katya, jujur gue mau nganterin Katya, tapi tangan gue masih kaku buat nyetir mobil, gue bener bener gak enak, bodohnya gue, gue malah diem aja, harusnya gue mau aja nganterin Katya" jelas Zahra, mata Zahra sudah berkaca kaca menahan buliran air mata.

Deven mengangguk, ia benar benar iba pada wanita di depannya ini. Memang dari tragedinya saja, sudah tak mengenakkan, kalian pasti tau ukuran mobil biasa seperti apa, dan jika di samakan dengan truck pasti berbeda jelas. Bersyukur hanya mobil Zahra yang hancur, namun Zahra masih dapat di selamatkan.

DEVEN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang