-10. Mall

314 28 3
                                    

Malam pun kini menjadi pagi, dimana saatnya, seorang wanita bersiap siap untuk pergi jalan dengan si lelaki esnya.

Di dalam kamar, banyak berserakan baju, salah satu akan di pakai saat jalan nanti.

"Gue males yang ribet ribet ah" ujar Zahra pada diri sendiri. Ya, wanita tersebut adalah Zahra.

Zahra memutuskan untuk menggunakan stylish biasa. Paduan jaket jeans yang di dalamnya ada kaos putih dan celana jeans abu abu

Rambut panjang nan tebalnya, diikat stylish ikat kuda dan di beri poni didahi. Saat selesai, Zahra melihat line chatnya. Barniat hati ingin mengabari Deven, jika ia sudah prepare, namun Mama berteriak, jika Deven sudah ada di bawah.

"Zahra! Kalo dandan jangan lama lama, udah ditunggu Deven loh" teriak sang Mama dari bawah ruangan. "Zahra udah selesai kok, Ma" Zahra bergegas kebawah, sebelum itu, ia mengambil tas kecilnya.

°°°

Saat sampai di bawah, Deven tercengang melihat penampilan sang wanita yang ada di depannya tersebut, karna Deven lebih sering melihat Zahra menggunakan baju putih abu abu, atau yang tak lain adalah seragam.

Deven menyadarkan pandangannya dan kembali pada raut wajah dinginnya.

"Udah lama nunggunya?" tanya Zahra. Deven menggeleng pelan, dan diangguki saja oleh Zahra.

"Kamu kalo dandan lama, kasihan Deven" ujar sang Mama. "Mama liat dong, emang aku pake yang ribet ribet? Kan enggak Ma, lagian kata Deven, dia gak nunggu lama kok" Zahra memajukan bibirnya.

"Yaudah berangkat, jangan lupa, yang penting keperluan Lita sama adiknya Deven." ingat sang Mama, dan menatap sinis Zahra. "Iya iya" jawab Zahra dengan raut wajah bete.

Mereka berdua salim pada Mama, dan berjalan memasuki mobil Deven, tak lupa saat sudah di dalam, mereka memasang seatbelt masing masing.

"Deven, jangan jalan dulu" suruh Zahra, dengan tangan menahan lengan Deven. Deven menatap Zahra dan menaikkan satu alisnya.

"Gue mau cek barang, ada yang ketinggalan nggak" Zahra mengecek, namun fikirannya salah, barang seperti handphone dan dompet sudah ada di dalam tasnya.

"Hehe, gak ada" ucapnya dengan senyum awkward nya. Deven mengangguk dan menjalankan mobilnya.

Saat di jalan, mereka terjebak macet, membuat keduanya menjadi bosan, namun sepertinya Zahra tidak begitu bosan, karna baru kali ini, ia jalan bersama Deven.

"Dekubu, lo bosen ya? Gue kayanya juga nih" Zahra mempoutkan bibirnya. "Kita Q&A, mau gak?" tanya Zahra.

"Terserah" jawab Deven. "Oke, gue duluan ya, lo sekarang lagi suka sama siapa?" pertanyaan pertama yang dilontarkan oleh Zahra. Deven hanya mengangkat bahunya, pertanda tidak tau.

"Jujur, gue tunggu" Zahra menghadapkan dirinya ke arah Deven. "Gak ada" jawab Deven, dengan datarnya.

Yah, susah deh kalo udah kaya begini mah:(

"Oke, gantian lo" ujar Zahra, menopang dagunya, melihat ke arah Deven. "Who are you thinking about right?" tanya Deven, Zahra yang tadinya santai, menjadi gelagapan.

DEVEN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang