-9. Rumah Sakit

422 23 2
                                    

Jam menunjukkan pukul 15:45, kelas Deven masih belum berakhir, hingga akhirnya bel berbunyi. Berpapasan dengan kelas XII MIA 1.

"Deven!" panggil seorang wanita dan berjalan ke arah sang pemilik nama. Deven hanya melirik Zahra, yang ada di sampingnya

"Cecantik, ada di sini? Mau pulang sama Deven?" tanya Rangga, tiba tiba ada di samping Zahra "Nggak, cuma manggil Deven aja" sahut Zahra cengengesan.

"Pulang bareng aja, kita gak papa kok" ucap Kevin "Iya Zah, pulang bareng aja" ucap Eliza dan Katya bersamaan

"Ih-kok barengan sih" rengek Zahra "Kita kan setuju, Zahra" Eliza mencoba menggoda sahabatnya.

Deven menyenggol bahu Kevin "Rumah sakit" ucap Deven, membuat Zahra membulatkan matanya "Siapa yang sakit?" ucap Zahra panik, dengan menggoyang goyangkan lengan Deven perlahan.

"Tenang Zah, jadi Bundanya Deven itukan habis persalinan, jadi sekarang masih di rumah sakit, makanya kalo mau bareng Deven gak papa. Sekalian jenguk juga kan?" jelas Rangga dengan sedikit tertawa, melihat wajah panik Zahra.

"Deven punya adik? Cewek or cowok?" tanya Zahra "Cewek, cantik kaya lo" sahut Rangga.

"Dasar playboy, gak liat ada Eliza lo? Modus mulu ama Zahra" ucap Kevin. Deven yang bosan mendengarkan ocehan mereka pun akhirnya memutuskan untuk berjalan ke parkiran "Tungguin!" teriak Zahra, berlari menyusul Deven. Begitu juga mereka yang ikut menyusul Deven.

°°°

"Tungguin!" Zahra memegang lengan Deven dengan kedua tangannya.

"Lo punya adik? Kok gak ngabarin? Iya gue tau, gue itu bukan siapa siapa, and gak penting buat lo, tapi gue pengen tau, ya walau gak berhak juga, tapi se-enggaknya lo kasih info ke gue, gimana pun juga, gue tem-" penjelasan Zahra terpotong saat Deven memasuki mobilnya dan menyuruhnya masuk.

Zahra menurut, akhirnya ia masuk ke mobil Deven. Deven tau, dari pada harus menjelaskan panjang lebar pada Zahra. Mending ia langsung membawanya ke rumah sakit, tempat dimana bunda berada.

"Gue gak minta pulang bareng" ucap Zahra "Gue mau tau tentang kondisi Bunda lo, sama adik lo" lanjut Zahra.

Deven tak menghiraukan kata kata Zahra, ia tetap fokus pada jalan yang ingin ia tuju.

"Dev, ini bukan jalan pulang?" tanya Zahra, saat Deven membelokkan mobilnya bukan ke arah rumah Zahra. Melainkan ke arah yang berlawanan.

"Jenguk Bunda" sahut Deven dengan datarnya, Zahra hanya mengangguk mengerti. Ia menghidupkan mp3 yang berjudul You Are The Reason- Calum Scott.

Deven sedikit tersentak saat Zahra memilih mp3 favorite nya. Deven tersadar saat Zahra belum memasang seatbelt-nya. Ia memutuskan untuk memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Kok berhenti?" tanya Zahra, ia bingung saat tiba tiba Deven berhenti begitu saja di pinggir jalan. "Seatbelt" ucap Deven, lalu ia memasangkan seatbelt tersebut pada Zahra. Zahra membulatkan matanya saat muka mereka berdekatan dan saling menatap.

Oh God! Cobaan baru macam apa ini? Ayo dong jantung, bisa netral gak?

Mata mereka terkunci selama 5 detik. Deven yang tersadar pun menggeleng dan kembali membenarkan seatbelt Zahra. Saat sudah terpasang sempurna, ia kembali menjalankan mobilnya.

°°°

Mereka akhirnya sampai di ruangan dimana bunda dirawat. Mereka berdua masuk dan salim pada Ardean dan, yang tak lain adalah Ayah Deven. Deven memutuskan untuk ganti seragamnya. Ia hanya menggunakan celana jeans, kaos hitam dibalut dengan jaket.

DEVEN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang