27. You Hug Me?

194 18 0
                                    

Pagi sudah berganti menjadi malam, Zahra harus tetap menemani Deven, memastikan Deven tidur dengan nyenyak.

Deven sedang di toilet, membersihkan dirinya sekalian, Zahra menunggu Deven di ruang tunggu sambil memainkan ponselnya. Ia sedang mengirim pesan pada Gibran.

Massages.

Zahra: Kak Gibran, Kakak udah tidur?

Gibran: Belum Zahra, kenapa?

Zahra: Kakak udah makan malem?

Gibran: Udah Zahra.

Zahra: Kak, Kakak istirahat yang cukup ya, besok pagi, Zahra bawain sarapan buat Kakak.

Gibran: Makasih ya, lo fokus dulu ke Deven, gue tau Deven masih sedih banget.

Zahra: Iya Kak, Kakak jaga diri ya.

---

Deven sudah kembali dari kamar mandi, Zahra melihat Deven yang sedang berjalan ke arahnya.

"Lo lama banget di kamar mandi" ucap Zahra dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.

"Maaf" Deven duduk di samping Zahra, dan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.

"Inget, malem ini, lo harus tidur" ucap Zahra. Deven mengangguk dan memejamkan matanya.

Cukup lima menit Deven sudah terlelap pulas, kepalanya bahkan jatuh di bahu Zahra, Zahra berdiri dan membenahi cara tidur Deven.

Posisi Deven saat ini tidur di paha Zahra, Zahra menyelimuti Deven menggunakan jaketnya. Mengusap rambut Deven perlahan.

"Selamat tidur, Dekubu, jangan sedih sedih lagi ya, gue gak kuat liatnya" ucap Zahra pelan, ia ikut tertidur menelusuri mimpinya.

°°°

"Bangun sayang, ini Mama, bangun yuk" Mama menepuk pelan pipi Zahra, mata Zahra terbuka perlahan.

Ia mendapati lelaki yang sedang tidur dengan kepala yang berada di atas pahanya.

"Zahra, bangunin Deven ya, Mama mau makan dulu" ucap Mama, Zahra mengangguk.

Zahra mengusap kepala Deven dengan lembut, jujur ia tak mau mengganggu Deven, tapi ini perintah dari Mamanya.

"Deven bangun" Zahra menepuk nepuk lengan Deven. Deven sama sekali tak bergerak

"Deven Alvaro Ardean!" panggil Zahra, sedikit menggoncangkan tubuh Deven.

Deven merasa tidurnya terusik oleh seseorang, perlahan matanya terbuka, ia ingat bahwa posisi awalnya hanya duduk, mengapa pas bangun tiba tiba posisinya tertidur dengan rapi.

"Bangun" ucap Zahra, Deven melirik tubuhnya yang diselimuti oleh jaket tebal milik Zahra. Zahra membantu Deven untuk berganti posisi menjadi duduk.

"Gue tau lo bingung kan? Gue yang mindah posisi lo, oh ya nanti gue mau ke rumah lo, buat nganterin makanan ke Kak Gibran" ucap Zahra, Deven mengangguk.

"Gue mau beliin makanan buat Kak Gibran dulu ya" Zahra berdiri dan meregangkan otot ototnya. Ia berjalan ke luar untuk membeli makanan.

"Gue tidur di paha Zahra?" gumam Deven saat melihat Zahra sudah keluar dari rumah sakit. Sudut bibir Deven terangkat ke atas, ia masih tak percaya.

"Deven, Zahra mana?" tanya Mama yang baru saja selesai makan di kantin.

"Zahra beli makanan buat Gibran, Tante" ucap Deven, Mama mengangguk dan duduk di samping Deven.

DEVEN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang