Malam yang Panjang

732 45 13
                                    


“Jangan terlalu penasaran agar tak jatuh terlalu dalam,” – Douma
.
.
.
.
.

Sabtu malam Pukul 19.00

Izumi menerima panggilan dari atasannya. Ia berbincang-bincang membahas rencana yang sudah disiapkan olehnya untuk segera dilaksanakan. Waktu 5 tahun yang ia gunakan untuk menunggu akan terbayar hari ini.

Seperti yang dapat menduga, Kagaya hadir ke acar pesta Ulang tahun SMA Kimetsu bersama istrinya dengan perasaan gelisah. Pria paruh baya itu terus mengingatkan para guru dan staf yang bertugas untuk tetap waspada.

Entah apa yang sedang direncanakan Muzan

Kagaya bisa merasakan bahaya sedang mengintai di acara besar ini.

Lalu lalang tamu undangan dan alunan musik yang merdu dari para sukarelawan dan guest star mengisi panggung megah yang berdiri di aula. Riuh tepuk tangan dan sorak-sorai dari para penonton ikut memeriahkan acara.

Tanjirou mulai bosan dengan acara yang ditampilkan. Pemuda itu menggerutu pelan karena Kanao yang daritadi izin ke kamar mandi belum juga kembali. Ia sempat menerima pesan bahwa gadis itu akan kembali sedikit lama karena membantu Aoi.

Tapi lihatlah sekarang, Aoi dan Inosuke tengah berada di atas panggung dan bernyanyi bersama. Lalu sekarang Kanao dimana?

Hampir setengah jam ia sabar meladeni gadis-gadis yang tiba-tiba menghampiri dan mengajaknya kenalan. Ditambah dengan kehadiran Mitsuki membuat nafasnya sesak sendiri.

Mantannya itu terus menempel dengan Tanjirou dan memelototi para gadis yang datang menghampirinya.

Sebisa mungkin Tanjirou bersikap ramah agar tak menimbulkan keributan dan mengusir Mitsuki dengan halus. Gadis itu hanya merengut kesal dan tetap menemani Tanjirou sampai Kanao datang. Begitu katanya.

Bukannya pergi, semakin diusir Mitsuki semakin menempel pada Tanjirou. Gadis itu bahkan merangkul pundaknya dan memamerkan senyum hangat pada beberapa tamu yang menyapanya.

“Biarkan aku menemanimu sampai Kanao datang, daripada kau terus didatangi para gadis. Bukankah itu menyebalkan?” gumam Mitsuki.

“Kau itu yang menyebalkan Mitsuki. Tolong singkirkan tanganmu dari pundakku, ini bisa membuatnya salah paham!” ketus Tanjirou, pemuda itu sudah cukup sabar menghadapi tingkah mantannya itu. Ia melepas rangkulan Mitsuki dan pergi meninggalkannya.

“Huh kau itu kaku sekali ya Tanjirou ~ ”
Mitsuki menatap sendu punggung pemuda yang mulai menjauh. Ia tersenyum kecut mengingat perlakuan Tanjirou yang sekarang sangat berbeda dengan yang dulu.

Tanjirou mendengus pelan, Tak tahukah ia, jika Tanjirou sendiri diacara pesta ini dikira tak punya pasangan. Ia berkali-kali menghubungi Kanao-nya, panggilannya terhubung namun tak diangkat olehnya.

Sesibuk itukah? Lalu ia harus pergi kemana? Acara inti akan segera dimulai.

Sedang Aoi tak bisa ia jejali pertanyaan karena sibuk  menghibur tamu dipanggung bersama Inosuke.

Zenitsu? Pemuda itu sibuk menyambut tamu bersama Nezuko dibagian depan.

Kalau sudah begini, Tanjirou sendiri yang harus mencarinya.

***

Kanao menghentakan kakinya kesal, ia menatap malas keramaian aula. Sekarang tempat yang ia tuju adalah tempat sepi di gedung sebelah.

Gadis itu melangkah seorang diri, melewati gelapnya koridor dan kelas tertutup yang terkesan horor.

Ia tak peduli, yang penting ia ingin pergi untuk menenangkan diri.

For my Dear || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang