Tentang Kita

461 33 9
                                    

"Kamu harus tau, perbedaan rasa yang kuberikan untukmu dan untuk dia,"  -  Shinobu Kocho

.

.

.

.

.


"Ohayou minna-san!" sapa Rengoku penuh semangat

Seperti biasa, di hari pertama masuk sekolah jam pertama selalu diadakan rapat antar guru. Maka dari itu Rengoku datang agak terlambat karena memberi tugas dulu di kelas yang diajarnya.

"Yo! Ohayou Kyou. Langsung duduk di bangkumu!" perintah Uzui

Rengoku duduk di bangkunya setelah mendapat izin, guru olahraga itu menyimak dengan serius pembahasan yang sempat tertunda tadi. Nampak raut wajah Sanemi yang tertekuk masam setelah mendengar penjelasan Uzui.

"Izumi Nase gak bisa dimutasi?" geram Sanemi tertahan

"Lah ko bisa? Cari wakil kepsek yang baru apa gak bisa?" sahut Iguro menimpali

"Minimal ada masa kerja selama 1 tahun, baru bisa mutasi dan ganti guru baru,"

Rengoku menghela nafas pelan, dari sudut ke sudut ia amati baik-baik raut rekan kerjanya yang masih muram. Insiden kebakaran sekolah kemarin benar-benar membekas kuat diingatan mereka. Sebelumnya pun pernah ada kejadian, pada masa Sanemi masih sekolah dulu. Tapi tindakan yang kemarin tak bisa di toleransi.

"Ya udah, sekarang  sekolah kita kan sebelahan sama KHS. Kenapa gak fokus aja sama proses pembelajaran baru? Semua fasilitas sekolah juga udah lengkap kan?" usul Rengoku mengalihkan topik

"Iyaa, masalah sengketa sekolah juga udah ditutup kan? Masalah Izumi Nase bisa dibicarain nanti," timpal Iguro, ikut mengiyakan pendapat Rengoku. 

Guru Kimia ini sebenarnya malas dengan masalah berbelit-belit, apalagi masih pagi. Bukankah lebih baik diisi dengan sesuatu yang bermanfaat?

"Kesian dedek-nya kalau bicarain masalah terus kan Iguro-kun?" gumam Mitsuri sendu

"Loh...dedek? Mitsuri-chan isi?" 

Menimpali pertanyaan Kanae, Mitsuri sendiri sedikit bingung. Guru bahasa itu mengernyitkan keningnya tanda bingung "Isi apa Kanae-chan?" 

"Wah... ada bau-bau calon orang tua nih!" seru Uzui

"Emang orang tua bau ya?" sahut Mitsuri yang masih bingung

Astaga, Iguro bersemu tipis. Walau menjadi guru, Mitsuri tetaplah Mitsuri yang kadang sulit memahami makna konotasi yang sering digunakan dalam pembicaraan, padahal dia sendiri mengajar bahasa. Semoga murid-murid yang diajarinya sabar,,, Iguro hanya bisa berharap

"Ckckck!! Project liburannya berhasil ya!!"

"Asekkk ah! Kanae-nya kapan nyusul San?"

Sanemi menggeram pelan, ingin sekali menyela omongan mereka dan membalikkan pada topik semula. Tapi lidahnya terlalu kelu untuk mengucapkannya, jantungnya pun berdebar tak karuan. 

Persetan dengan rapat.

"Kapan Sanemi kecil-nya lahir nih?" - Iguro 

"Eh iya lucu keknya ya, liat copycat guru garang versi kecil,"  - Uzui berseru senang. 

Bayangan tentang anak kecil mulai berkeliaran di benaknya.

"Terlintas di benakku, kalau anaknya cewe pasti mirip Kanae,"  - imbuh Uzui

For my Dear || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang