"Mulailah dengan hal baik, agar kedepannya kau menuai kebaikan yang kau mulai," - Shinobu Kocho
.
.
.
.
.
Giyuu menatap iba kouhai-nya yang terlihat kacau, surai merahnya berantakan, kantung mata tebal dan wajahnya kusut. Adapalagi dengan Tanjirou?
Bukankah Kanao sudah kembali? Ah, iya..Giyuu lupa kalau Sanemi melarangnya bertemu sampai pekan depan karena kesehatan Kanao sedang drop.
Dengan sabar Giyuu memberitahu Tanjirou, perlahan pemuda itu beranjak dari duduknya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tanjirou kembali ke kamarnya dan berganti pakaian, ia kembali dengan penampilan yang lebih baik daripada tadi. Ia bahkan tersenyum ramah menyapa Sabito dan Makomo yang tengah duduk santai.
"Mau kemana?" tanya Giyuu, begitu Tanjirou melangkah keluar.
Tanjirou menoleh sejenak, sebelum akhirnya menjawab tujuannya pergi.
"Mau ziarah dulu,"
Giyuu hanya menganggukan kepalanya dan mempersilahkan pemuda itu pergi.
Semenjak kejadian kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya, Tanjirou dan Nezuko tinggal di rumah Urokodaki sampai Tanjirou mampu menafkahi dirinya sendiri barulah Urokodaki akan mengizinkan pemuda itu untuk tinggal dimanapun yang ia mau.
Tanjirou melangkah santai, menyusuri jalanan sepi karena hari menjelang tengah hari. Walaupun begitu, angin yang menerpa cukup dingin membuat Tanjirou lebih merapatkan lagi jaketnya. Ia mampir sejenak ke toko bunga langganannya untuk membeli 2 buket bunga pesanannya.
"Tanjirou-kun ya? Ini pesananmu," ucap pemilik toko itu ramah sambil memberikan 2 buket bunga lily putih pada Tanjirou.
Tanjirou menerima buket bunga itu dan membayarnya. Ia menghela nafas pelan, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanannya.
Semakin lama ia melangkah, jauh memasuki halaman pemakaman umum dimana kedua orang tuanya tengah beristirahat. Nisan bertuliskan nama keduanya menghentikan langkah pemuda itu, ia lantas bersimpuh dan memeluk kedua nisan yang bersebelahan itu.
"Aku rindu masakan kaa-san, juga omelanmu ketika aku bersikap nakal. Aku juga sudah lama tidak mendengar kata-kata tegas tou-san, apakah disana kalian bahagia? Jangan lupakan kami ya, ah iya! sebentar lagi Nezuko ulang tahun loh! Dia pasti rindu merayakannya bersama kalian,"
Tanjirou tersenyum tipis mengingat waktu yang pernah ia habiskan bersama mendiang kedua orang tuanya. Canda dan tawa bergema nyata diingatanya.
"Padahal baru 2 bulan kalian pergi, tapi kenapa rasanya seperti sudah pergi bertahun-tahun lamanya ya,"
Hening, tak ada jawaban selain hembus angin yang menerpa lembut wajah sendu Tanjirou. Pemuda itu lantas mengirim doa untuk mendiang kedua orang tuanya dan menaruh buket bunga yang ia bawa.
"Tahun baru nanti akan beda rasanya tanpa kehadiran kalian," batin Tanjirou
***
Seminggu dijadikan sandera oleh Muzan membuat kesehatan Kanao memburuk, sedikit saja stress gadis itu akan mengalami dehidrasi. Pola makan yang tidak teratur dan mood swing yang parah membuat gadis itu harus betah beristarahat lama di kamarnya. Sanemi bahkan melarangnya keluar rumah untuk sepekan.
Tanggal 28 kemarin, Nezuko ulang tahun. Kanao diundang untuk ikut pesta kecil-kecilan yang dibuat oleh adik dari pacarnya itu. Beberapa teman dekat Nezuko dan Tanjirou pun turut diundang. Ia sangat senang, karena sempat untuk membeli kado dan memberikannya pada Nezuko.
![](https://img.wattpad.com/cover/250667043-288-k115197.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
For my Dear || END
Fanfiction~Sekuel Kanao Love Story . . . . . . Siapa yang tahu tentang diriku? Tanjirou bukanlah pemuda yang bisa berterus terang ketika sedang terlibat masalah. Sebisa mungkin pemuda itu menyelesaikan semuanya sendiri. Bergerak, jatuh dan bangkit sendiri. S...