Seperti yang Seharusnya

330 29 13
                                    

" Mau pilih siapapun juga, pada akhirnya akan ada yang kecewa dan terluka,"  - Aoi Kanzaki

.

.

.

.

.


Tanjirou menghela nafas pelan, lagi semenjak beberapa hari yang lalu Inosuke selalu berangkat dengan wajah kusut dan seragam yang berantakan. Shinazugawa-sensei bahkan sudah menegurnya 2 kali dalam pekan ini, apa Inosuke sedang ada masalah?

"Inosuke? Lu kenapa?" tanya Tanjirou hati-hati

Inosuke mendengus pelan, pemuda bermanik hijau zamrud itu meletakkan tasnya dia atas meja dan duduk di sebelah Tanjirou. Pemuda itu menatap lamat gadisnya yang kini duduk di depan seorang diri, jauh dari tempat Kanao ataupun Mitsuki. Perhatiannya masih tertuju pada Aoi sampai Tanjirou menepuk pelan pundaknya.

"Hah? Kenapa?" sahut Inosuke tak jelas, pemuda itu nampak bingung dengan apa yang sedang ia lakukan.

"Lu yang kenapa? Dari kemarin gw perhatiin sibuk ngelamun terus. Ada masalah sama Aoi?" 

Inosuke tak mengangguk ataupun menggeleng, bibirnya terkatup rapat. Bagaimana menjelaskannya ya? Inosuke bukan orang yang pandai merangkai kata untuk membuat orang memahami ceritanya. Yang jelas saat ini, Inosuke membuat otaknya bekerja lebih keras dari biasanya.

'Overthinking'

Inosuke mode overthinking, bukan Inosuke yang banyak bicara dan bersikap bar-bar. Inosuke berubah menjadi sedikit pendiam dan kacau. Yah, Tanjirou tak menyarankan orang-orang untuk dekat dengan Inosuke yang murung karena itu lebih sulit dari Inosuke yang biasanya.

"Guyss!!! Kabar Penting!!" seru Zenitsu lantang, mengambil alih perhatian teman sekelasnya. Begitupun dengan Tanjirou yang hendak menghibur Inosuke.

Sontak saja Zenitsu dikerubungi beberapa siswa yang tertarik dengan infonya, anak mading dan OSIS memang bekerja sama dalam informasi. Maka dari itu, pastinya Zenitsu membawa informasi yang penting.

"Guru-guru bakal ada rapat sampai siang, katanya buat bahas karya wisata anak kelas 10. Uhm, sama mau bahas soal perpisahan anak kelas 12 juga. Nanti kita pulang lebih awal!" 

"Heee...yang bener?"

"Yeeeahhh...Pulang awal"

Yah bukan hanya itu, Zenitsu punya kabar penting dari Iguro -sensei. Namun belum sempat ia menyampaikannya, guru itu sudah berdiri dibelakangnya.

"Kubilang padamu untuk bersiap-siap mengikuti remidi, karena ulangan harian kalian tidak ada yang tuntas selain Kanao dan Mitsuki. Kenapa kau harus memberitahu selain itu Zenitsu Agatsuma?" tegur Iguro 

Seketika kerumunan siswa yang berada di depan kelas kembali menempati tempat duduk masing-masing, dengan berbagai ekspresi yang sulit ditebak. Katanya pulang awal? Loh ko malah remidi biasanya juga tak ada pelajaaran. Pengecualian untuk Iguro-sensei dan Shinazugawa-sensei.

"Hoo, seneng banget ya yang mau pulang awal. Kalau begitu, nilai kalian hari ini harus tuntas karena kalau gak tuntas saya bakal ajuin kelas tambahan ke kepala sekolah," ucap Iguro memulai pembelajaran.

***

Hatcchiii...

Haatchhiii...

"Bentar, aku benerin dulu syalnya," ucap Inosuke lembut. Pemuda itu dengan terampil melilitkan Syal biru Aoi di leher gadis itu.

For my Dear || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang