Sibuk || Extra Chapter

386 30 4
                                    

"Kebersamaan kita kian terkikis karena kesibukan kita masing-masing,"
- Tanjirou Kamado

.
.
.
.
.


2

Tahun berlalu

Australia, 14 Februari

Saat semua merayakan hari kasih sayang dengan pasangan mereka, Kanao sibuk mengerjakan proyek akhir kelulusannya.

Berbeda dari sekolah pada umumnya, tempat sekolah Kanao yang baru berada di kelas yang berbeda dengan sekolah pada umumnya.

Jika kelulusan biasanya diperoleh dengan nilai tuntas Ujian sekolah dan Ujian Praktek, Sekolah Kanao menerapkan sistem sidang dan skripsi dari tingkat SMA agar para siswa terbiasa suasana kuliah.

Termasuk saat Dosen mengatakan revisi berulang kali dan menolak proyek yang diajukan siswa. Sekolah tingkat Internasional memang luar biasa.

Luar biasa buat stress maksudnya :)

Kanao yang kebetulan masuk kelas MIPA Akselerasi, mendapat proyek bagian 'Manfaat bunga 'Spider Lili' di bidang Teknologi,'

Kanao dipasangkan dengan adik rektor yang bertanggung jawab di Akademi Melbourne. Benda yang mereka teliti pun bukan sembarang benda. Keberadaan bunga yang langka dan sedang dalam masa observasi para peneliti membuat proyek akhir yang sedang dijalaninya benar-benar menguras banyak waktu gadis itu.

Tentu saja itu berdampak pada Tanjirou.

Kanao memijat pelipisnya pelan, rasa pusing yang mulai menjalar membuat gadis itu hilang fokus saat guru pembimbingnya menjelaskan berbagai mekanisme perawatan dan penelitian bunga itu.

Entah apa saja yang dijelaskan guru pembimbing itu, Kanao tak begitu mendengarnya. Gadis itu sibuk mengamati bunga dan peralatan canggih yang berada di rumah kaca dan mencatat bagian-bagian pentingnya sambil menahan rasa pusing.

"Saya rasa cukup untuk penjelasannya, kalian paham?" tanya guru pembimbing itu menyudahi kegiatannya.

"Kalau begitu, lakukan tugas kalian dengan baik. Masih ada waktu 3 minggu sebelum sidang, persiapkan semuanya dengan baik dan dapatkan perhatian investor jika kalian ingin mendapat beasiswa lanjutan di kampus impian kalian. Selamat mengerjakan!"

****

Tanjirou menatap horor lokernya. Pemuda itu menarik nafas panjang sebelum akhirnya mengutip surat-surat dan coklat yang menumpuk di dalam lokernya.

"Dapet banyak coklat nih ya? Hari ini berapa cewek yang nembak hm?" ejek Mitsuki yang baru datang.

Mitsuki meletakkan sepatu olahraganya di loker miliknya. Pelajaran olahraga yang diampu Rengoku-sensei baru saja selesai.

Sudah waktunya ganti seragam, namun melihat Tanjirou yang masih sibuk mengutip tumpukan surat dan coklat yang menggunung  mendorong Mitsuki untuk ikut membantunya.

"Haaahhhhh, kupikir belakang ini semakin banyak surat dan coklat yang bermalam di lokerku," keluh Tanjirou.

Pemuda itu membuang semua surat yang ia terima sementara Mitsuki membagikan coklat pada teman-temannya.

"Bukankah itu wajar ya, kau itu kan sangat populer dikalangan adik kelas. Bahkan Nezuko sampai panas saat mereka membicarakanmu, Inosuke dan Zenitsu,"

Tanjirou terkekeh pelan, memang benar jika Nezuko sering panas saat banyak adik kelas dengan terang-terangan mendekati Zenitsu atau bahkan menyatakan perasaan pada pemuda bersurai kuning itu.

For my Dear || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang