Somethings about Him

518 41 5
                                    


"Terkadang kita dipertemukan dengan bagian kisah kita di masa lalu melalui orang-orang terdekat kita. Entah itu untuk mengingatkanmu atau untukmu bergerak menolongnya agar tak berakhir sama sepertimu dulu,"

- Shinobu Kocho

.

.

.

.

.


Tanjirou termenung, jendela kamarnya ia biarkan terbuka membuat angin malam berhembus menerpa wajahnya. Udara dingin tak membuat pemuda itu beranjak dari kusen jendela. Ia duduk sambil memeluk lututnya yang di tekuk.

Tok..tok..

Suara pintu diketuk

Tanjirou tak menyahut, pemuda itu semakin menenggelamkan kepalanya diantara lututnya yang ditekuk.

Terdengar suara pintu dibuka perlahan, derap langkah mendekat kearahnya. Melihat Tanjirou yang tak merespon kehadirannya, Kanao segera meletakkan nampan yang dibawanya di atas nakas dan menghampiri Tanjirou

Seharian ini Tanjirou mengurung diri di kamar, saat semua orang berada di luar untuk saling berbagi cerita dan tawa. Setelah sarapan, Tanjirou tak keluar kamar lagi dan itu membuat Kanao khawatir.

Bahkan pemuda itu melewatkan jam makan malam dan tak seorang pun yang berhasil membujuknya keluar. Nezuko sampai meminta bantuan Inosuke dan Zenitsu, lewat via vidcall mereka membujuk namun hasilnya tetap nihil.

"Tanjirou-kun, are u okay?"

Tanjirou mendongak, menatap sendu ke arah gadis yang tengah mengkhawatirkannya.

"No, I'm not. I'm too overthinking and tired. Wanna hug me?"

"Okay, but firstly I want to close the window yeah! Angin musim dingin gak baik buat kesehatan, nanti kamu bisa sakit loh!" ucap Kanao lembut.

Tanjirou mengangguk, ia beranjak dari tempatnya dan pindah ke tepi ranjang. Pemuda itu duduk dan menunggu. Dengan segera, Kanao menutup jendela dan menguncinya.

"Wanna tell me something?" tanya Kanao lembut

Tanjirou mengangguk pelan, pemuda itu memberi isyarat pada Kanao untuk duduk disebelahnya. Malam ini ia ingin memberi tahu sesuatu pada Kanao.

Seperti yang Tanjirou minta, Kanao duduk di sebelahnya. Gadis itu memeluk Tanjirou dari samping, kepalanya ia sandarkan di bahu mungil gadis itu. Kanao mengusap lembut surai Tanjirou.

"Kenapa rasanya berat banget hidup tanpa adanya orang tua? Mereka pergi buat selama-lamanya dan aku masih belum bisa menjadi kakak yang baik. Sometimes I think I'm too selfish, tapi di satu sisi I want to have family like other. Kamu lihat kan? Betapa harmonisnya keluarga Urokodaki padahal semua yang ada disini gak berhubungan darah? Tomioka-san, Sabito-san, Makomo-chan mereka akrab, mereka pernah punya keluarga but their family have passed away. Semakin aku beranjak dewasa, semakin aku berusaha dunia selalu menghancurkannya,"

"I'm the oldest brother, I have a little sister. But I don't know how to look like a good siblings. I miss the momen when I grow up, semua hal yang telah berlalu membuat saya menyesal. Kenapa saya tidak mendengarkan mereka dan berusaha menjadi seperti apa yang mereka inginkan. Dengan begitu saya tidak akan se-terpuruk ini saat melihat orang-orang yang memiliki keluarga yang utuh dan harmonis,"

For my Dear || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang