" Namanya juga perasaan, gak bisa gitu aja diabaikan apalagi kalau masih bisa diperjuangkan. Seenggaknya kasih satu kesempatan untukku memperbaikinya," - mantan
.
.
.
.
.
Seminggu berada di kediaman Urokodaki sangatlah menyenangkan, bisa memasak bersama bermain pun belajar, suasana rumah sangatlah ramai membuat siapapun betah berlam-lama. Melihat suasana yang kian membaik membuat Shinobu senang, rencananya membuat kunci rumah hilang tak sia-sia.
Padahal kuncinya sudah ia simpan dan amankan di suatu tempat dimana tak ada seorangpun yang tahu, saat sebelum berangkat. Shinobu sempat mampir ke pos satpam dan menitipkannya. Kebetulan orangnya ramah dan mau diajak kerja sama,
Kemudian sampai satu hari dimana Sanemi datang menjemput Kanao dan Shinobu dengan raut wajah masam, suami Kanae ini datang dengan ekspresi tidak bersahabat.
Untunglah keduanya tak kena ceramah, Sanemi hanya memberi peringatan agar kecerobohan Shinobu tak terulang lagi.
Seminggu setelah pulang dari kediaman Urokodaki, Shinobu kembali menyibukkan diri dengan berkas-berkas yang akan ia lampirkan untuk daftar kuliah. Persyaratan-persyaratan yang diajukan pun sudah dipenuhinya. Tinggal mengikuti seleksinya, maka semua waktu yang ia habiskan untuk belajar akan terbayar.
Pagi ini, di minggu terakhir Januari. Tepat sehari sebelum tahun ajaran baru kembali dimulai, Shinobu harus berangkat untuk mengikuti ujian masuk. Ia sudah menghubungi Giyuu untuk menunggunya di halte bus.
"Nee-san...nee-san!! Aku berangkat dulu ya!!!" pamit Shinobu sedikit berteriak.
Kanae yang tengah memasak pun menoleh sejenak, memperhatikan Shinobu yang mulai melangkah keluar. Tadinya ia ingin mengajak Shinobu untuk ikut sarapan terlebih dahulu, namun gerakan tergesanya membuat niat itu diurungkan Kanae.
"Semoga berhasil yaa Shinobu-chan, nee-san akan selalu mendo'akan yang terbaik untukmu," batin Kanae penuh harap.
Kanae harap waktu yang adik kecilnya habiskan untuk belajar terbayar dengan hasil ujian yang akan membawanya mendapat beasiswa. Ia harap, Shinobu bisa menjadi dokter. Sama seperti apa yang di cita-citakannya sejak kecil.
Dengan gerakan tergesa, Shinobu memakai sepatunya. Gadis itu menyampirkan tas nya di bahu kanan dan melambaikan tangan pada Kanae yang tengah memperhatikannya. Dengan senyum ceria, gadis itu melangkah keluar. Pintu kembali tertutup dengan derap langkah yang mulai terdengar menjauh.
"Hoshhh.....hosshhhh,"
Dengan nafas terengah dan uap yang keluar dari bibir mungilnya, Shinobu berlari kecil menuju halte tempat ia dan Giyuu bertemu.
Langkahnya tak sengaja terhenti karena seseorang tiba-tiba menghadang jalan, tubuh jangkung dengan coat hitam dan iris pelangi yang amat sangat dikenali Shinobu berdiri dihadapannya dengan senyum sumringah. Pipinya bersemu merah, entah karena udara dingin yang begitu menusuk kulit atau rasa teramat senang karena bertemu Shinobu.

KAMU SEDANG MEMBACA
For my Dear || END
Fanfiction~Sekuel Kanao Love Story . . . . . . Siapa yang tahu tentang diriku? Tanjirou bukanlah pemuda yang bisa berterus terang ketika sedang terlibat masalah. Sebisa mungkin pemuda itu menyelesaikan semuanya sendiri. Bergerak, jatuh dan bangkit sendiri. S...