Kejutan || Ekstra Chapter 2

438 29 5
                                    

23 Maret

Kanao menyelesaikan studinya di Autralia. Tepat seperti yang diharapkan, gadis itu berhasil lulus dengan memperoleh nilai terbaik di angkatannya.

"Kanao, kau bisa pertimbangkan lagi keputusanmu," ucap Mrs. Sindou

Setelah acara penutupan kelulusan, rektor Universitas atau lebih dikenal gadis itu sebagai kakaknya Ai kembali memintanya mempertimbangkan keputusannya.

Lanjut kuliah di Ausie tanpa Ujian Masuk

atau

Kuliah di negera asalnya dengan Ikut Ujian masuk terlebih dahulu.

"Mrs, tak perlu khawatir. Aku sudah memikirkan ini baik-baik," balas Kanao mantap.

Kanao membungkuk hormat, undur diri meninggalkan rektor muda itu.

"Aku akan membuat sedikit kejutan hehe," gumam Kanao senang.

***

Minggu terakhir bulan Maret nanti akan diadakan Ujian Masuk Kuliah.

Tak seperti tahun-tahun sebelumnya yang dilaksanakan pada bulan Januari-Februari, Tahun ini karena adanya pergantian Mentri Pendidikan sistem dan periode pendidikan ikut berubah.

Ya mau gimana lagi, namanya juga kebijakan pemerintah.

Tanjirou bersyukur karena memiliki banyak waktu untuk belajar, tapi keinginannya untuk belajar tak selalu bisa dilakukannya.

Kantin SMA Kimetsu

Seperti halnya saat ini, jam istirahat di senin pagi Tanjirou, Inosuke dan Zenitsu duduk di meja biasanya dan memesan makanan.

Biasanya, selain Inosuke dan Zenitsu ada juga Nezuko, Makomo dan Mitsuki yang bergabung di meja mereka. Terkadang Genya dan Akihito pun ikut bergabung, namun hari ini mereka sedang sibuk mengurus -urusannya masing-masing.

Tanjirou sendiri masih menatap fokus pada laptop dihadapannya. Deretan latian soal tertera dilayar. Mulai dari soal dasar sampai pengembangan, sepertinya latian soal lebih menarik dibandingkan ramainya obrolan teman-teman disekitarnya.

"Fokus ambis nih? Ambil Univ mana bro? Padahalkan udah dapet jalur masuk lewat undangan?" tanya Zenitsu penasaran.

Zenitsu masih asyik memperhatikan sahabatnya sambil memakandango-nya.

"Hoo? Iya juga, enak banget masuk lewat jalur undangan. Gue mau ikut ujian masuk kuliah ko males ya," timpal Inosuke malas.

Zenitsu yang mendengarnya ikut sebal. Entah kenapa, kalau menyangkut soal pendidikan Inosuke tambah pasif.

"Lah lu kan gak punya tujan, ngenolep aja sono!"

"Berisik lu! Udah bagus-bagus bakat lu di musik tapi malah ambil jurusan arsitek. Sia-sia banget bakat lu sialan," geram Inosuke tak terima.

Kedua pemuda itu terlibat aadu mulut yang tak ada henti-hentinya. Suara berisik mereka menjadi pusat perhatian siswa-siswi lainnya.

Jelas Tanjirou sudah biasa dengan hal seperti ini. Tanjirou tak ingin ambil pusing, pemuda itu tetap memfokuskan diri pada deretan soal-soal di laptopnya.

"Cuih, musik itu hobi gw. Nge gambar itu passion gue. Bedain mana yang jadi bagian dari diri lu sendiri," decih Zenitsu kesal.

"Enak lu, udah tau bakat dan minat lu apa? Lah gue kan masih ragu, mau kuliah ambil jurusan apa. Terus abis lulus jadi apa, pernah gak sih lu mikir sejauh itu? Jangan asal ngegampangin gitulah!!!" balas Inosuke penuh emosi.

For my Dear || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang