PART 13

115 9 0
                                    

ASSALAMUALAIKUM .

Jangan lupa untuk membaca Al-Qur'an

🌸🌸🌸

Berharap kepada manusia itu sakit apa lagi mencintai nya. Apa kamu tidak sadar? ada Allah yang selalu ada dan mencintai kamu bahkan selalu menegurmu disaat kamu mulai lengah dijalannya

~Birlikte Indah~
Maaf typo
🍃
Jangan sinder
.
.

6 bulan kemudian

Seorang wanita tengan terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan banyak alat yang menempel pada badanya untuk membantu wanita yang terbaring lemah agar tetap bertahan hidup.
Dari balik kaca terlihat seorang pria yang menatap sendu wanitanya dan dengan setia menunggu serta menemani yang masih terbaring lemah. Sudah hampir dua bulan hikam menemani sang istri untuk berobat, setelah pernikahan nya dengan icha, kehidupan mereka sangat baik, bahkan orang tua hikam sudah menerima icha sebagai menantunya. Kebahagiaan mereka bertambah disaat icha dinyatakan hamil, tapi takdir berkata lain, diusia kandungan icha yang menginjak 3 bulan, dia mengalami keguguran, icha merasa terpukul, dia menyalahkan dirinya yang tidak bisa menjaga janinnya dengan baik. Hikam sang suami yang selalu ada di sampinya, memberikan kekuatan disaat dia rapuh.

Seakan masalah tidak ada habisnya masuk kedalam kehidupan hikam, setelah keguguran sang istri dinyatakan bahwa penyakitnya leukimia sudah memasuki stadium 4, bagaikan batu besar yang menimpa hikam tanpa permisi.

Pertahanan hikam seakan goyah, ia menolak takdir dengan apa yang menimpa hidupnya. Hikam seakan marah pada Allah, karena dia seakan tidak diberikan kebahagiaan bersama icha. Setelah dipisahkan dengan icha dan dipertemukan kembali, dan dipersatukan dalam ikatan suci, hanya sekejap kebahagiaan yang hikam rasakan. Lihatlah seperti sekarang istrinya terbaring lemah di dinginnya bangkar rumah sakit. Hampir dua bulan tidak ada perkembangan sama sekali, justru istrinya itu sering drop yang membuat hikam takut akan kehilangan icha kembali.
Sudah berapa kali air matanya menetes melihat separuh sayapnya seakan tidak ada pergerakan. Seorang hikam yang terkenal akan ketegasannya, terkenal akan tatapan tajamnya, sekarang berubah menjadi seorang hikam yang sebenarnya. Bukan hanya wanita saja tetapi seorang laki-laki juga bisa menangis, disaat hatinya seakan tidak baik, betapa hancurnya hikam melihat ini semua.

“mas, kamu pulang saja. Biar mamah yang menunggu icha.” Suara sang mamah membuat hikam mengalihkan tatapannya.

“enggak mah, hikam mau disini nunggu icha.” Neli menghela nafas berat, dia menatap menantunya yang terbaring lema.

“saat icha sadar dia pasti akan marah melihat kamu seperti ini.” Bagaimana tidak, mungkin jika sekarang neli boleh marah pasti akan marah dari kemarin, putranya itu tidak pulang sama sekali semenjak icha terbaring koma, memang pekerjaanya sebagai dokter dia kerjakan dengan baik, tetapi setelah itu hikam kembali lagi menemui sang istri, walaupun hanya sekedar melihat keadaannya. Padahal neli sudah menegur keras agar hikam istirahat sebentar, namun apa yang dikatakan hikam. “tidak mau, hikam mau disini menunggu icha.” Bahkan mertua hikam, bundanya icha, juga sering kesini untuk bergantian menjaga icha, tapi tidak dengan hikam bahkan bisa dibilang dia 24 jam selalu menemani istrinya.

“sehari saja kamu menuruti perkataan mamah, kamu juga butuh istirahat, jikam kamu sakit siapa yang akan menemani icha.” Hikam berfikir keras dengan perkataan mamahnya, dia tidak boleh kelihatan leman nantinya disaat sang istri sudah sadar.

Dengan berat hati hikam mau menuruti perkataan sang mamah. “hikam nitip icha ya mah, nanti kalau ada apa-apa langsung hubungi hikam.” Neli menganggu mengusap punggung tangan sang putra.

Birlikte Indah [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang