PART 20

126 9 0
                                    

Assalamualaikum

Jangan lupa untuk membaca Al-Qur'an

“setiap manusia pasti akan di berikan sebuah ujian, ujian dimana sebagai pengingat kita untuk selalu bersyukur dan juga mengingat Allah pemilik alam semesta ini.”

~Birlikte Indah~

Maaf typo
🍃
Jangan Sinder
.
.
.

Aku memberhetikan pekerjaanku yang sedang memasukan nilai-nilai siswa pada buku raport disaat terdengar dering handphone ku. Semester akhir telah selesai, minggu depan akan diadakan pembagian rapot untuk siswa, yang dihadiri langsung oleh wali siswa.

Tertera nomer tidak di kenal pada layar handphone ku. Tidak berniat untuk mengabaikannya, siapa tau ini sangat penting, langsung saja aku menggeser tombol ke warna hijau.

“assalamualaikum.”

“waalaikumsalam, selamat siang apa benar ini no ibu indah.”

“iya benar, maaf ini siapa ya?”

“......”

“innalillahi, sekarang bagaimana  keadaannya.”

"..."

“baik saya akan kesana sekarang.”

Segera aku mengemasi barang-barang dan data nilai, serta mematikan laptop.

“bu, tolong izinin saya, hari ini saya pulang cepat.” Kataku kepada bu amel yang baru datang ke ruangan.

“emang bu indah mau kemana.”

“ayah saya kecelakaan bu, tadi pihak rumah sakit menghubungi saya.” Jelasku sambil memakai tas ransel.

“innalillahi, yaudah bu nanti saya izini. Mau dianter?”

Aku menggeleng. “tidak usah, saya bawa motor kok. Makasih bu saya duluan.”

“iya bu hati-hati, jangan lupa kalau ada apa-apa langsung hubungi saya.” Ucapnya sebelum aku keluar dari ruangan dan aku balas dengan anggukan.

Pihak rumah sakit mengatakan jika tadi ayah mengalami kecelakaan, dan sekarang berada di IGD. Disetiap langkahku aku selalu mnegucap doa, berdoa semoga ayah baik-baik saja. Kejadian beberapa bulan lalu tiba-tiba terbesit, disaat ibu dibawa ke rumah sakit. Untuk saat ini aku ingin egois aku tidak ingin orang yang aku sayangi pergi. Aku yakin ayah akan baik-baik saja.

“bu Indah.” Aku menghentikan langkahku saat sampai di parkiran.

“pak Abidzar.” Terlihat pak Abidzar yang baru saja turun dari mobinya, kebetulan parkiran motor dan mobil jadi satu namun di batasi.

“mau kemana bu, kok buru-buru banget.”

“saya mau kerumah sakit pak.”
Terlihat pak Abidzar mengerutkan dahinya.

“siapa yang sakit bu?”

“ayah pak, ayah kecelakaan.”

“innalillahi, kalau gitu saya antar saja bu, ayo.”

Aku menggeleng pelan. “tidak usah pak, saya naik motor aja.”

“dengan keadaan ibu yang panik kayak gini, bisa membahayakan lo bu, ayo saya antar saja.” pak Abidzar sudah siap membuka pintu mobilnya.

Birlikte Indah [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang