PART 24 END

309 15 0
                                    

Mungkin cerita ini gak sesuai dengan ekspektasi kalian sih, karena aku bikinnya hanya 24 part. Tapi gimana yaa? Soalnya aku memang udah planning kalau cerita Birlikte Indah akan selesai setelah indah sudah menemukan pelabuhan terakhir nya.

Makasih buat kalian yang sudah ngikutin Cerita Birlikte Indah dari  awal sampai akhir, udah sabar nungguin update yang kadang terlalu lama, bahkan lama banget. 😅😅😅 Semoga cerita ini bermanfaat bagi kalian yaa... Ambil sisi positif nya aja, buang sisi negatif nya.

Aku juga mau ngucapin terima kasih buat adiva_03 yang sudah support aku serta selalu setia baca cerita yang aku buat dari mulai cerita ku yang pertama {My Heart Chose You} Sampai cerita kedua ku {Birlikte Indah} dan terima kasih juga buat temen-temen yang sudah dukung cerita Birlikte Indah. Jangan pernah bosen ya buat baca cerita ku selanjutnya 🤗❤️🤗

Happy reading 🖤🖤

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Assalamualaikum
Jangan lupa untuk membaca Al-Qur'an

“akhir sebuah kisah perjuangan yang akhirnya berlabuh kepada seseorang yang tulus menyayanginya”

~Birlikte Indah~

Maaf typo
🍃
Jangan Sinder
.
.
.

Saat aku terbangun dari tidurku kurasakan sebuah tangan yang sedang memelukku dari belakang. Aku menoleh kearah belakang, terlihat wajah damai mas abidzar yang sedang tidur. Jam menunjukkkan pukul 3, tenggorokanku terasa kering, gelas di atas nakas yang tadi nya terisi air sudah habis aku minum. Dengan perlahan aku menyingkirkan tangan mas Abidzar, bukannya terlepas justru dia semakin mengeratkannya yang membuat ku susah untuk bergerak.

“mas.” Panggilku, dengan berat hati aku membangunkannya agar dia mau melepaskan pelukannya.

“mas Abidzar bangun.” Panggilku untuk kedua kalinya.

“hemm.”

“singkirin dulu mas tangannya, indah mau ambil air minum.” Dan berhasil, mas Abidzar menyingkirkan tangannya dan merubah posisi menjadi terlentang.

“jam berapa?” tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.

Aku yang sedang mengikat rambut ku menatap kearah mas Abidzar yang masih memejamkan matanya. “jam tiga.” ku mengambil hijab instanku, setelahnya berjalan keluar kamar untuk menuju dapur. Setela minum aku kembali ke kamar dengan membawa segelas air.

Terlihat mas Abidzar yang sudah bangun dengan mendudukan dirinya dan bersandar di kasur. “minum dulu mas.” Kataku dengan menyerahkan segelas air putih.

Dia tersenyum kearahku. “makasih ya.” Aku mengangguk, dan ikut duduk di sampingnya. Aku menerimah gelas yang masih tersisa airnya setengah.

“mau tidur lagi mas? Nanti waktunya subuh aku bangunin.”

Terlihat mas Abidzar menggeleng.
“sayang banget kalau jam segini bangun habis itu tidur lagi.” Terlihat kakinya menuruni kasur.

“mau kemana mas?”

“mau ambil air wudhu.”

Aku mengangguk paham, setelahnya aku berjalan menuju lemari dimana terdapat baju mas Abidzar yang sudah aku tata rapi kemarin.

Birlikte Indah [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang