Note: mengandung sedikit unsur fantasi.
°~ THE KISS ~°
Warna kulit wajahnya berubah perlahan, dari normal ke merah lalu memutih. Urat-urat di pelipisnya menonjol, seketika aku mengingat zombie di film yang pernah aku tonton.
Harusnya dia mencoba menyerang ku, bukan hanya melotot sambil mencoba melepaskan kedua tanganku dilehernya. Dia bodoh kan? Padahal aku dan dia sama-sama perempuan, masa iya sedikit saja dia tidak bisa mengimbangi kekuatan ku.
Aku menikmati siksaan yang dia rasakan. Rontaan tubuh nya sama sekali tidak berpengaruh sedikit pun pada kekuatan cekikan ku di lehernya.
Oh God! Aku ingin tertawa saat mengingat jika dia adalah salah satu perundung yang paling di takuti di sekolah ku. Melihat ketidakberdayaannya dibawah ku bukan kah artinya aku si murid biasa lebih tinggi derajatnya dengan si pembully? Pemikiran sampah. Memperdulikan hal-hal semacam itu, seperti bukan aku saja .
Kalau tidak salah nama orang yang sedang aku cekik ini Haely, dan sekarang dia sekarat. Karena aku baik, aku tidak akan mempercepat kematian nya dengan tidak menguatkan cekikanku. Aku membiarkan dia melihat lebih lama kecantikan wajah ku dengan mata melotot merah berair.
"Indah bukan?" Aku berbisik lirih bersamaan dengan berhenti nya nafas Haely. Meski begitu, aku tidak langsung melepaskan cekikikan ku selama beberapa menit, ini sudah seperti kebiasaan bagiku.
Setelah menunggu beberapa menit setelah kematiannya aku baru melepaskan cekikanku. Senyum tipis tersinggung dibibir ku melihat betapa jeleknya Haely saat mati dengan mata melotot.
Aku menepuk pipinya beberapa kali hingga kepalanya tidak lagi menatap ke arahku.
Jika dipikir-pikir Haely dan teman-teman memiliki wajah serta otak yang biasa-biasa saja, kelebihan mereka hanya sifat arogansi di atas langit ditambah orang tua yang kaya raya menjadikan mereka pembully sejati.
Aku akan tertawa keras jika ada yang mengira aku membunuh Haely sebagai salah satu cara untuk mengurangi tingkat pembully an di sekolah ku, karena itu fitnah! Aku memang sering mencekik orang sampai mati, dan tentunya orang yang ku cekik itu selalu ku pilih secara acak.
Sesuatu mengalihkan perhatian ku, tubuhku refleks berdiri menghadap hal yang membuat ku langsung menoleh. Kurang dari sepuluh meter di depan sana ada seorang laki-laki berperawakan tinggi berdiri mematung melihat aku dan mayat Haely berganti.
Saat dia memutar tubuhnya dan hendak berlari, dengan cepat aku memungut balok kayu dekat kakiku lalu melempar kuat ke arah kakinya.
Brak*
Sip tepat sasaran!
Orang itu berteriak kesakitan dengan tubuh tersungkur ke depan. Bisa aku lihat darah segar merembes dari celana joger abu nya akibat lemparanku, mungkin ada paku di balok kayu yang ku lempar padanya.
Sambil melangkah perlahan ke arahnya aku mengeluarkan benda yang berada di kantong celana ku. Aku menusukkan bagian runcing benda yang ku pegang ke pungungnya.
Jangan berburuk sangka terlebih dahulu, aku hanya menyuntikkan suatu cairan ke tubuh si pengintip ini. Cairan yang jika masuk ke tubuh manusia akan melemaskan sebagian besar otot-otot tubuhnya. Mirip dengan obat bius, bedanya ini tidak akan memberikan efek mati rasa sama sekali. Tadinya sih aku hendak menyuntikkan cairan ini ke tubuh Haeley, tapi karena tidak mendapat kan perlawanan berarti jadi nya tidak ku pakai padanya.
Setelah semua cairan itu masuk ke tubuh nya aku kembali mengantongi benda itu. Lalu tanpa kesulitan aku menyeret kedua kakinya agar tubuhnya semakin masuk ke dalam gang sempit. Ngomong-ngomong aku sudah terlatih untuk melakukan hal-hal berat, gender tidak menjadi hambatan dengan apapun yang aku lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE
Short Story18+ Sisi gelap dari cinta. Mereka penuh keegoisan. Cinta berlebihan itu tidak baik. {(Rate:18+) terdapat adegan dewasa, kekerasan, bahasa kasar, gore, fantasi, horor, pembunuhan, dan lain sebagainya.} Tamat di 1-3 chapter. (Ini kumpulan cerpen) C...