03~

1.1K 52 0
                                    

° P O S E S I F °

"I love you," akhirnya kalimat itu terucap juga dari mulutku setelah berperang batin dalam memberanikan diri.

Aku dan Isy berdiri diatas pasir pantai dengan suara deburan ombak yang menemani.

Isyena Cut Pripta nama yang terdengar asing dan sulit untuk di ucapkan olehku. Gadis Asia yang berhasil menarik perhatianku sejak kepindahannya ke sekolahku.

Aku menatap lurus Isy yang terlihat cantik dibawah terangnya cahaya bulan, dengan anak rambutnya yang menari-nari terbawa angin laut, pesona yang terpancar darinya tidak pernah membuatku bosan sedikitpun. Tanganku terulur menyampirkan anak rambutnya kebelakang telinga, Isy tetap diam dengan mata sedikit melebar. Kediaman gadis ini membuat jantungku semakin berdebar kencang.

"Aku suka kamu Sy.... Aku sayang sama kamu.... Mau jadi pacarku yah?"

Aku menggigit bibir bawahku saat menyadari jika kalimat terakhirku terdengar seperti memaksa. Mataku mengerjap saat melihat gerakan kepalanya yang mengagguk?! Eh, aku tidak sedang berhalusinasi kan? Dia sungguh mengagguk?! Menerima ku jadi pacarnya?!

"I-iya, aku... Aku juga sa-sayang kamu xel." Mata bulatnya menatapku dengan berkaca-kaca, bibirnya yang tidak terlalu tebal terlipat membentuk senyuman yang membuat siapapun tidak bisa mengalihkan pandangannya.

Dia tetap menatapku dengan berani meski wajahnya terlihat merah merona. Gila! Aku bisa gila! Kenapa dia terlihat seratus kali lebih manis dari biasanya saat membalas perasaanku?! Ekspresi serta gerak-geriknya membuatku tidak bisa menahan diri lagi, tanganku bergerak seolah memiliki pemikirannya sendiri-- menarik tengkuknya hingga pertemuan dua benda lembab itu tidak bisa di hindari. Tanganku yang lain merengkuh pinggang rampingnya agar merapat dengan tubuhku.

Aku menyerang bibirnya dengan lumatan menggebu, bibirku bergerak menyesap rasa manis bibirnya dengan ahli seolah aku sering melakukan ciuman sebelumnya. Percayalah ini adalah ciuman pertamaku. Isy membalas lumatanku dengan kaku, kurasa ini juga ciuman pertamanya.

Aku melepaskan tautan kami saat merasa membutuhkan asupan oksigen. Dengan tubuh yang masih merapat satu sama lain, kami berusaha menormalkan pernapasan yang masih terengah-engah. Kutatap Isy yang memejamkan matanya sambil tersenyum, dada kami yang menempel satu sama lain membuatku menyadari jika jantung Isy juga berdebar menggila.

Aku menariknya dalam dekapan. Tingginya yang sebatas bawah telinga ku membuatnya terasa begitu pas saat ku peluk. Dengan sedikit menunduk aku berbisik padanya, "i love you Sy."

Isy langsung membalas pelukanku tak kalah eratnya, "i love you to Axel."

Balasannya yang juga berbisik sungguh membuatku merasa di atas awan dengan ribuan kupu-kupu berterbangan menggelitik perutku. Aku bersumpah tidak akan pernah melupakan momen ini seumur hidupku!

Isyena Cut Pripta selama harus menjadi milik Daxell Patrick Evra.

_____________________

"Ah ah ah.... Shit!"

Nafasku terengah-engah, dengan tubuh yang sedikit lemas setelah mencapai pelepasan, aku mulai menyalakan shower air dingin. Akhir-akhir ini aku jadi lebih sering mandi air dingin di malam hari.

Sial! ini sudah ke sekian kalinya nya aku memuaskan diri sendiri. Teman-temanku pasti akan mengejekku jika mereka tahu aku masih perjaka, diumurku yang ke sembilan belas.

Aku memiliki seorang kekasih dengan darah Asia-- yang sialnya Isy masih memiliki pikiran kolot no sex before marriage! Aku yang terlanjur mencintainya jadi mau tidak mau harus menghargai prinsip hidupnya, yang terasa semakin menyiksaku belakangan ini.

LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang