Bagian tujuh belas

1.3K 123 26
                                        

Yoshhh....

Yang merindukan VMin...ini ya.
Mimi kasih pada kalian, jangan lupa voment nde...

Happy reading...

Jimin memilih diam sejak ia pulang dan di tuduh oleh Taehyung. Selama mereka menyantap makan malam pun, Jimin tetap memilih diam, memang sejak awal pernikahan mereka, tapi diam Jimin kali ini berbeda, yang biasanya diam dan menundukkan kepala. Kini dirinya menatap Taehyung dengan tatapan yang membuat Taehyung bingung sendiri.

"Jimin-ssi, maafkan perkataan ku siang tadi. Aku tak ada maksud apapun.." ujar Taehyung, namun Jimin tak menjawab, malah dirinya melongos menuju dapur sambil membawa peralatan makan yang ia pakai. Dan Taehyung mengikuti dirinya dari belakang.

Jimin terlihat mencuci peralatan makannya, lalu meletakkan nya di rak piring, tak hanya itu. Ia juga membuat susu miliknya

"Jimin-ssi, biar aku yang membuatnya, kau pergilah ke kamar. Akan aku antar ke kamarmu.." Jimin menatap Taehyung tajam.

"Jangan pernah perlakuan aku seperti orang lumpuh, aku bisa melakukannya..kau dengar" Jimin ingin berujar lembut, namun yang terjadi malah terdengar ketus

"Aku tak pernah menganggap mu seperti itu, sekalipun tak pernah..aku hanya menghawatirkan anakku saja.../aku menghawatirkan dirimu, Noona.." ujar Taehyung dan disambung oleh kaya hati namja Kim itu

"Cih..kalau perkata anak ini, tak perlu kau takut. Dia hidup didalam tubuh ku, aku bisa menjaganya.. menjaga anakmu.../anak kita... Taetae.." keduanya melakukan hal yang sama. Berujar didalam hati.

Jimin masuk kedalam kamarnya dan mengunci pintu itu.

Jimin kembali menangis, kenapa begitu susahnya untuk berbicara tanpa emosi..kenapa dia begitu egois..

"Jimin-ssi..buka pintunya, aku mohon..."

Ting..tong..

Suara bel pintu, pertanda ada tamu yang menyambangi apartemen mereka. Jimin berjalan menuju pintu kamarnya dan ia bisa mendengar suara sang ayah, baru saja tangan Jimin ingin menyentuh handle pintu. Jimin mendengar perkataan ayahnya yang membuat hatinya sakit.

"Mana Jimin???? Appa ingin berbicara dengannya. Terlalu bikin malu. Apa dia manusia lumpuh sampai semua harus di kerjakan orang lain..."

"Abeoji...aku mohon, jangan katakan apapun. Jimin-ssi akan mendengar nya.."

"Biar kook, biarkan dia mendengar semuanya. Appa sudah cukup bersabar melihat tingkah nya itu, appa salah menjodohkan mu dengan dia yang tak tau diri itu.."

Deg..

Jimin meremat piyama yang ia pakai, perkataan sang ayah membuat dirinya merasakan sakit yang amat sangat di hatinya, Jimin kembali berjalan menuju ranjang nya dan menangis dalam diam, perutnya mengalami kontraksi, namun Jimin berusaha bertahan. Dirinya meredam suaranya dengan bantal, hingga dirinya jatuh tertidur karena lelah yang ia rasakan.

Buntut dari malam itu membuat Jimin semakin diam, dirinya melakukan apa yang dia katakan, setiap Taehyung belum bangun, Jimin melakukan semuanya. Jimin akan bangun pukul empat pagi, lalu membersihkan rumah, mencuci pakaian, membuat kan sarapan yang dia bisa. Dan itu hanya roti dengan selai dan segelas susu, setelah semua selesai. Jimin akan mengunci diri didalam kamar, sampai ia mendengar Taehyung keluar dari apartemen mereka.

NoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang