˚⸙͎۪۫⋆ Happy reading ˚⸙͎۪۫⋆
«
"Yeri?"
Gadis yang usianya tidak terpaut jauh dari Irene tersebut terkejut dengan panggilan yang dilontarkan oleh Irene."E-eh? Sejak kapan kak Irene ada disini?"
Suara gadis tersebut bergetar yang membuat Irene sedikit kebingungan dan berpikir dalam dirinya sendiri.
Gila, emangnya gue mau nodongin dia atau gimana ni sampe ketakutan begini ni anak?
Tanpa sengaja kedua pandangan Irene menatap kedalam mobil Yeri dan menangkap sesuatu yang aneh. "Itu siapa di dalem?" tanya Irene sembari mengarahkan salah satu jarinya ke arah kaca mobil di belakang Yeri.
Dengan cepat Yeri merapatkan jaraknya dengan kaca yang dimaksud oleh Irene. "Oh, nggak ada apa-apa kok." Diam-diam Yeri menempatkan salah satu tangannya di belakang untuk memastikan pintu mobil tersebut sudah terkunci. "Ini cuman adek gue baru balik dari berobat, kak."
Ucapan tersebut tidak dapat sepenuhnya dipercaya oleh Irene lantaran ia mendengar namanya disebut pelan oleh seseorang.
Lebih tepatnya terdengar seperti lirihan seseorang yang meminta tolong.
"Boleh gue liat adek lu?" tanya Irene sopan pada adik tingkatnya tersebut meski beberapa hari yang lalu mereka sempat berdebat.
Yeri pun mulai menyandarkan dirinya pada mobil di belakangnya. "Gue rasa lu nggak perlu ikut campur deh, kak." Jari-jari gadis tersebut diketukkan pada bagian kaca mobil. "Ini masalah keluarga gue yang notabenenya nggak ada sangkut pautnya sama kehidupan kakak jadi mending kakak pergi aja dari sini."
Setelah menerima penolakan secara tidak langsung dari Yeri, Irene memutuskan untuk mundur dari hadapan Yeri. "Ya udah, gue cabut duluan." Irene pun berpamitan dan pergi dari hadapan Yeri.
Sebenarnya Irene tidak benar-benar pergi dengan pikiran "Not my problem, not my business." Melainkan gadis tersebut bersembunyi di suatu tempat untuk tetap mengawasi gerak-gerik Yeri.
Bagaimana Irene tidak curiga pada Yeri setelah melihat percikan darah yang membekas di jalan? Apalagi darah tersebut masih terlihat belum mengering yang menandakan darah tersebut baru saja membekas pada jalan.
Seperti yang sudah diduga, orang yang sangat dicurigai oleh Irene mulai melakukan hal-hal yang aneh. Buktinya setelah Irene pergi dari hadapannya, gadis tersebut mulai mengesekkan kakinya pada jalanan–tepatnya pada bekas percikan darah yang Irene sempat lihat tadi.
"Huft, untung aja ga ketauan. Awas aja lu kalo berani kabur lagi, gue nggak segan untuk bunuh lu."
Selepas ucapannya tersebut, gadis tersebut masuk ke dalam mobil dan mulai menjalankan mobilnya ke suatu tempat.
Irene yang kali ini benar-benar ingin mencari kebenaran tentang Yeri tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini begitu saja. Irene secara diam-diam berlari mendekati motornya yang tidak jauh dari tempatnya kini.
Harus tekejer nggak boleh lolos.
Setelah mengikuti Yeri dari belakang sekitar sepuluh menit, Yeri pun memberhentikan kendaraannya di sebuah jembatan. Jembatan tersebut memang sepi lantaran jembatan tersebut sedang dalam tahap perbaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
FanfictionDi dunia ini ada satu hal yang tidak dapat dilakukan oleh manusia, yaitu mengubah takdir. Tentu saja dalam kehidupan ini kita selalu diiringi dengan masalah dan sayangnya kita lebih memilih untuk menghindari permasalahan tersebut daripada menghadap...