8 Juli 2001
"Mama, mama! Tadi aku sama Hanbin belajal gambal di sekolah,"
"Belajar gambar, Jennie."
"Iya, hehe. Ma, Jennie ada tugas, mama bantu Jennie, ya?"
"Mama mau pergi sayang, Jennie kerjain bareng Hanbin aja, oke?"
"Oke, ma."
27 Maret 2006
"Jennie, Hanbin, papa mau tanya, Kenapa nilai ulangan kalian dapet 50?"
"Hmm, a-anu, pa, tadi ulangannya mendadak jadi Jennie sama Hanbin belum belajar."
"Banyak alasan! Kalian ya, papa sekolahin tapi malah nggak belajar. Dasar anak gak guna, masuk sana!
19 September 2008
"Bin, masa tadi gue liat mama jalan sama cowok lain?"
"Serius, lu? Soalnya tadi gue dapet kabar dari temen gue,"
"Hah? Kabar apaan, Bin?"
"Temen gue kasih vidio papa lagi main judi di casino bareng sama papanya temen gue."
30 Desember 2011
"Jennie, buruan bangun! Gue telat nih,"
"Bin, gue sakit, Tolong anterin surat ke sekolah, ya?"
"Itu pipi lu kenapa merah?"
"Masa sih? Gue ng-"
"Oh, gara-gara si brengsek itu?"
"Enggak! Ini cuman-"
"Jen, mau sampe kapan lu diginiin terus?"
"Sampe papa mama pulang, Bin."
16 Januari 2013
"Jennie, happy birthday!"
"Wahh, ini lu yang beli?"
"Iyalah, siapa lagi kalo bukan gue? Eh, make a wish dulu!"
'Tuhan, Jennie cuman pengen keluarga yang utuh.'
Namanya Kim Jennie,
dia anak perempuan dari salah satu orang besar di daerahnya. Memiliki satu saudara yang sangat ia sayangi yang bernama Kim Hanbin.
Banyak orang yang menganggap hidupnya sangatlah beruntung karena apapun yang diinginkan olehnya pasti akan terpenuhi, namun nyatanya itu hanyalah omong kosong.
Keluarga Jennie jauh dari kata harmonis.
Memang sewaktu kecil gadis itu sempat merasakan arti kasih sayang dari kedua orang tuanya.
Tapi, seiring waktu berjalan semua berubah secara cepat.
Gadis itu bahkan tidak dapat mengingat lagi apa arti kasih sayang baginya.
Kecewa? Perasaan itu hampir setiap hari Jennie rasakan. Setiap hari ia menunggu kepulangan kedua orang tuanya.
Gadis itu benar-benar merindukan sosok orang tuanya yang dulu.
Tapi, ketika kedua orang tua Jennie pulang mereka pasti akan memamerkan ego mereka antar satu dengan yang lain.
Gadis ini, -ralat. Lebih tepatnya ia dan saudaranya tersebut menginginkan kepulangan kedua orang tuanya ke rumah.
Dan satu lagi yang Jennie inginkan, ucapan kata, "Hai, apa kabar?" dari ibunya.
Jennie kerap kali berfikir, "Apa sih yang bikin susah buat pulang?"
Jennie hanya mengkhawatirkan saudaranya-Hanbin, saja. Dia merasa bahwa perhatianlah yang paling dibutuhkan oleh saudaranya tersebut.
Dari dulu Hanbin sudah sering sekali dicap oleh teman sebayanya sebagai anak sampah.
Semenjak saat itu ia perlahan membatasi pergaulan sosialnya guna mencegah rasa sakit itu menghampiri dirinya lagi.
Sedangkan Jennie, gadis itu telah terbiasa.
Dia sudah mengalami luka yang sangat amat besar dan membutuhkan waktu yang lama untuk menyembuhkannya.
Dia sudah biasa menjadi bahan pembicaraan oleh teman-teman sekelasnya yang bahkan tidak mengetahui kehidupan seperti apa yang dijalani oleh Jennie.
Tapi, gadis itu tetap diam dibalik kesedihannya.
Ia hanya berharap Waktu dapat menyelesaikan semuanya.
Setidaknya ia harus berjuang untuk keluarganya sendiri.
»»
---
Hai Gaes, gimana nih ceritanya?
Lanjut tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
FanfictionDi dunia ini ada satu hal yang tidak dapat dilakukan oleh manusia, yaitu mengubah takdir. Tentu saja dalam kehidupan ini kita selalu diiringi dengan masalah dan sayangnya kita lebih memilih untuk menghindari permasalahan tersebut daripada menghadap...