˚⸙͎۪۫⋆ Happy reading! ˚⸙͎۪۫⋆«
Masih di hari yang sama.
Jennie benar-benar merutuki dirinya sendiri yang menyalahkan keluarga anak laki-laki ini. Ia benar-benar menyesal akan apa yang sudah ia pikirkan sebelumnya mengenai keluarganya. Seandainya saja gadis ini mengetahuinya lebih awal, mungkin ia tidak akan berhipotesis seperti itu.
"Jadi lo sekarang tinggal sama siapa dek?" Itu adalah pertanyaan pertama yang dilontarkan Jennie setelah sampai di tempat pemakaman.
Anak laki-laki tersebut pun menjawab, "Oh, saya kak? Kalo saya sekarang tinggal sama anak-anak yang sama kayak saya. Tidur di jalanan mah udah biasa kak malah sering bolak-balik ketangkep sama satpol pp, hehe."
Jennie pun mulai merasa kasihan, ia tidak habis pikir, bagaimana anak ini mampu bertahan hidup tanpa ada seorangpun di dekatnya.
Bagaimana jika ia tidak makan?
Bagaimana jika ada orang yang jahat kepadanya?
Bagaimana jika ia sakit?
Bagaimana dan bagaimana.Ia sangat penasaran dengan latar belakang anak ini, sampai-sampai rasa penasaran ini tidak bisa ditahannya lagi, "Keluarga lo dimana dek? Lo punya saudara lain atau ayah lo dimana?"
"Kalo keluarga saya gak terlalu tau begitu banyak, kak."
"Lho kok gitu? Emangnya lo nggak inget siapa aja keluarga lo?"
"Bukan gitu kak," Jeda anak tersebut lalu memberhentikan kedua langkah kakinya.
"Ada apa? Kenapa berhenti?" Tanya Jennie
Anak itu pun meraba-raba tugu yang berada di depannya itu,
"Ini tulisannya Kim Taeyeon, benar kan kak?"Jennie terkejut akan apa yang baru saja anak ini katakan. Awalnya Jennie pikir anak ini berbohong karena ia dapat mengetahui tugu milik ibunya tersebut, namun tanpa disangka anak laki-laki ini memang mampu menemukan tugu milik ibunya sendiri tanpa bantuan orang lain.
"B-bener," Balas Jennie.
Anak itu mulai membersihkan tugu milik ibunya tersebut yang terlihat kusam. Ia mencabut rumput-rumput panjang yang dirasanya telah menghalangi kecantikan tugu tersebut. Bagi anak tersebut, ibunya tetap cantik meskipun sudah tidak ada, selagi ia masih bernafas ia ingin membersihkan tugu milik ibunya tersebut.
Setelah acara membersihkan tugu, menaburi bunga dan mendoakan, anak laki-laki itu pun bersama Jennie kembali berjalan menuju ke pintu utama tempat pemakaman tersebut.
"Saya belom pernah ketemu sama ayah saya kak," Ujar anak itu tiba-tiba yang membuat Jennie sedikit kebingungan.
Jennie pun yang tidak paham mengernyitkan dahinya,
"Maksud lo?""Haahhhh, ceritanya panjang." Anak itu membuang nafasnya dengan kasar.
Jennie pun yang merasa tidak enak karena mempertanyakan latar belakang keluarganya mengurungkan niatnya tersebut, "E-eh? Maaf, kalau lo belom siap ceritain sekarang nggak usah diceritain gue cuma nggak sengaja nanya begituan ke lo."
"Nggak papa kak, mungkin sekarang saya butuh teman untuk tau cerita saya,"
Dan dari sinilah mereka berdua menceritakan tentang pengalaman hidup mereka.
"Dulu, saya tinggal sama ibu dan kakak laki-laki saya," ucap anak laki-laki tersebut dengan suara yang sedikit parau.
"Lalu, suatu hari saya mendengar berita bahwa kakak laki-laki saya kecelakaan pada saat mengikuti acara piknik sekolahan. Ibu saya dan saya yang mendengarnya langsung. bergegas menuju ke rumah sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
FanfictionDi dunia ini ada satu hal yang tidak dapat dilakukan oleh manusia, yaitu mengubah takdir. Tentu saja dalam kehidupan ini kita selalu diiringi dengan masalah dan sayangnya kita lebih memilih untuk menghindari permasalahan tersebut daripada menghadap...